Malam Refleksi Kemerdekaan: Asahan Akhiri Perayaan HUT ke-80 RI dengan Haru dan Harapan

oleh -78 Dilihat
Gambar: Suasana haru menyelimuti acara penutupan peringatan HUT ke-80 RI di Pendopo Rumah Dinas Bupati Asahan Minggu, 17 Agustus 2025. Para anggota Paskibraka 2025 menerima penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam momen sakral pengibaran bendera. Foto: Doni/Humas Asahan.

IKNews, ASAHAN – Di bawah langit Kisaran yang teduh, Pendopo Rumah Dinas Bupati Asahan menjadi saksi malam penuh makna, Minggu (17/8/2025). Bukan sekadar resepsi, malam itu menjelma menjadi ruang refleksi dan penghormatan bagi perjalanan panjang kemerdekaan Republik Indonesia.

Suasana khidmat dan kehangatan menyelimuti malam penutup peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 RI di Kabupaten Asahan. Tidak ada kemeriahan berlebihan, namun justru di situlah kekuatannya. Para tamu yang hadir – dari unsur Forkopimda hingga anggota Paskibraka 2025 – hanyut dalam suasana yang sarat nilai dan semangat kebangsaan.

Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin Siregar, dalam pidatonya menekankan bahwa kemerdekaan adalah hasil dari pengorbanan luar biasa, bukan hadiah yang datang tiba-tiba. “Kita harus memaknainya dalam kerja nyata. Pemerintah bukan hanya pengelola anggaran, tapi pelayan harapan masyarakat,” tegasnya, menyisipkan pesan moral yang menyentuh ke dalam setiap kalimatnya.

Senada dengan itu, Wakil Ketua DPRD Asahan, Nazarudin, SH, dalam sambutannya menolak menjadikan momen kemerdekaan sebagai rutinitas tahunan. “Kita tidak sedang memperingati upacara, kita sedang memperingati perjuangan. Dan itu harus hidup dalam semangat gotong royong dan rasa syukur,” ujarnya, sambil mengingatkan pentingnya warisan nilai kepada generasi muda.

Namun, malam itu bukan semata soal pidato. Suasana berubah menjadi haru saat layar besar menampilkan rekaman perjalanan panjang perayaan kemerdekaan di Asahan sepanjang bulan Agustus. Sorak riuh perlombaan rakyat, semangat anak-anak desa mengecat gapura, hingga momen menegangkan saat pengibaran bendera – semuanya kembali dihadirkan dalam tayangan berdurasi singkat, namun meninggalkan kesan panjang.

Puncak keharuan terjadi saat para anggota Paskibraka 2025 dan pasukan pengiring 45 menerima cenderamata sebagai bentuk apresiasi. Dengan mata berkaca-kaca, mereka berdiri gagah – tidak hanya sebagai pengibar bendera, tetapi sebagai simbol masa depan bangsa.

Di tengah dunia yang bergerak cepat, malam itu seolah menjadi jeda. Mengingatkan bahwa kemerdekaan bukan sekadar tanggal merah di kalender, tetapi amanah yang terus harus dijaga. Dan di Asahan, malam resepsi penutupan HUT RI ke-80 menjadi bukti bahwa semangat itu masih hidup – bukan dalam gegap gempita, tapi dalam keheningan yang penuh makna.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.