Kunjungan Kepala Barantin ke Asahan: Bukan Sekadar Saling Sapa, Tapi Menakar Potensi Ekspor Daerah

oleh -106 Dilihat
Gambar: Kepala Balai Karantina Indonesia, Dr. Sahat M. Panggabean (kiri), saat berdialog dengan Wakil Bupati Asahan, Rianto, SH, M.A.P, dalam kunjungan kerja di Rumah Dinas Wabup Asahan, Jumat, 22 Agustus 2025. | Foto: Doni.

IKNews, ASAHAN – Di tengah sorotan terhadap rendahnya serapan ekspor komoditas lokal dari daerah, kunjungan Kepala Balai Karantina Indonesia (Barantin), Dr. Sahat M. Panggabean, ke Kabupaten Asahan tidak bisa dianggap sebagai silaturahmi biasa. Kunjungan ini bisa menjadi pemantik kebangkitan potensi ekspor yang selama ini tersembunyi di balik sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan Asahan.

Diterima langsung oleh Wakil Bupati Asahan, Rianto, SH, M.A.P di rumah dinasnya, pertemuan tersebut mengalir hangat namun membahas hal-hal yang jauh dari basa-basi. Di antaranya: bagaimana menjadikan kerang dara Asahan sebagai komoditas ekspor yang berdaya saing, mengembangkan sentra kambing untuk menopang ketahanan pangan, hingga mempersiapkan kelapa dalam sebagai komoditas unggulan perkebunan dengan nilai jual ekspor.

“Kami tidak datang hanya untuk bersilaturahmi. Kami datang untuk mencari jalan bersama agar potensi Asahan bisa menembus pasar global,” ujar Dr. Sahat dalam pertemuan, Jumat (22/8).

Sebagai lembaga negara yang menjadi garda depan pengawasan ekspor-impor produk pertanian, hewan, dan perikanan, Barantin menilai pentingnya koordinasi erat dengan pemerintah daerah. Karena syarat ekspor bukan hanya soal kualitas produk, tapi juga standar karantina yang harus dipenuhi — dari hulu ke hilir.

Wakil Bupati Rianto menyambut positif pendekatan Barantin yang langsung menyentuh akar persoalan. Ia menyampaikan bahwa Asahan punya lebih dari sekadar potensi — tapi juga kesiapan struktur produksi yang bisa digenjot jika ada dukungan regulasi dan teknis dari pusat.

“Kami butuh sinergi, bukan hanya pujian. Kami punya peternak, petani, dan nelayan yang siap maju. Tapi harus ada jembatan yang menghubungkan mereka ke pasar yang lebih luas,” ungkap Rianto.

Ia menegaskan bahwa kunjungan ini bisa menjadi tonggak untuk kolaborasi nyata lintas lembaga. Fokusnya bukan hanya pada peningkatan volume ekspor, tapi juga pada kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kualitas layanan publik yang mendukung sektor-sektor produktif tersebut.*

Pertemuan ini memang singkat, tapi bisa jadi berdampak panjang — jika apa yang dibicarakan tidak berhenti di ruang tamu rumah dinas.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.