IKNews, ASAHAN – Wacana pemisahan pemilu nasional dan lokal mulai mengemuka di tengah masyarakat. Isu ini menjadi topik hangat dalam diskusi panel bertema “Arah Baru Demokrasi dan Tantangannya bagi Politik Daerah” yang digelar oleh Demokrasi Sumber Daya Insani Kabupaten Asahan di Aula Zulfirman, Universitas Asahan, Selasa (29/07/2025).
Diskusi ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang—eksekutif, legislatif, akademisi, pengawas pemilu, hingga pengamat politik. Bupati Asahan, Taufik Zainal Abidin, yang turut hadir sebagai pemateri, menyambut baik pemisahan pemilu, seraya menekankan peluang penyelarasan program pusat dan daerah. “Selama ini masa jabatan yang tak sejalan membuat sinkronisasi program sering tersendat. Pemilu terpisah bisa menjadi solusi,” ujarnya.
Namun, tantangan juga tak sedikit. Salah satunya adalah risiko kekosongan legislatif ketika masa jabatan DPRD habis lebih dulu. Sementara itu, Ketua DPRD Asahan menilai sistem baru ini bisa memperkuat soliditas antara lembaga legislatif dan eksekutif daerah.
Di sisi lain, pengamat politik Dadang Darmawan menyoroti beban anggaran dan efektivitas pelaksanaan pemilu dua tahap ini. Ia menilai, demokrasi bukan hanya soal teknis, tapi juga menyangkut struktur sosial dan kesadaran politik masyarakat.
Diskusi ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada para narasumber dan foto bersama. Pemisahan pemilu memang masih dalam tahap transisi wacana, namun antusiasme dan keresahan yang muncul menunjukkan pentingnya peran daerah dalam menyikapi perubahan arah demokrasi nasional. (Doni)