IKNews, ASAHAN – Lampu-lampu tenda pameran mulai padam, stan-stan ditutup satu per satu, dan suasana Halaman Istana Maimun perlahan kembali seperti biasa. Namun, bagi daerah seperti Kabupaten Asahan, acara Pekan Inovasi dan Investasi Sumatera Utara (PIISU) ke-11 yang baru saja ditutup, bisa saja menyisakan efek domino jangka panjang — jika benar-benar dimanfaatkan.
Wakil Bupati Asahan, Rianto, SH, M.A.P, menjadi salah satu kepala daerah yang hadir langsung dalam penutupan PIISU 2025, Sabtu sore (23/8). Meski acara penutupan berlangsung sederhana, tema besar di balik kegiatan ini tidak bisa dianggap kecil: inovasi dan investasi.
Selama tiga hari penuh (20–23 Agustus), PIISU menghadirkan ratusan pelaku usaha, UMKM, startup, hingga pemerintah daerah dari seluruh penjuru Sumut. Mereka menampilkan produk unggulan, teknologi tepat guna, dan peluang investasi — membuktikan bahwa potensi ekonomi lokal bukan sekadar jargon di atas kertas.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi momentum nyata, bukan hanya seremonial tahunan. Asahan siap mengembangkan inovasi dan menarik investasi jika kita semua bergerak bersama,” ujar Wabup Rianto usai acara.
Penutupan secara resmi dilakukan oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Sumut, Muhammad Armand Effendy Pohan, mewakili Gubernur. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, khususnya untuk mendorong UMKM kelas menengah naik level.
“Kita ingin UMKM Sumut bukan hanya bertahan, tapi bersaing dan menembus pasar nasional, bahkan internasional,” katanya.
Yang menarik, PIISU tahun ini tidak hanya dipenuhi dengan pameran dagang. Ada juga pelibatan pelajar, diskusi kebijakan, dan demo teknologi. Artinya, inovasi bukan hanya tentang alat canggih atau investasi besar, tapi soal mengubah pola pikir masyarakat.
Bagi Asahan, tantangannya sekarang adalah bagaimana membawa semangat dari Istana Maimun kembali ke rumah-rumah produksi, kantor dinas, sekolah kejuruan, dan ruang-ruang diskusi komunitas.
Karena sejatinya, inovasi tidak berhenti di panggung pameran. Ia baru benar-benar hidup ketika diterjemahkan menjadi kebijakan, produk, dan dampak ekonomi.* (Mg-02)






