IKNews, MANADO – Di tengah gempuran isu sosial dan derasnya arus perubahan zaman, ratusan hamba Tuhan dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Manado untuk sebuah agenda yang bukan hanya bermuatan organisasi, tetapi menyentuh akar spiritualitas umat: Musyawarah Besar Luar Biasa (Mubeslub) Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), yang digelar Senin (08/09/2025).
Yang membuat perhelatan ini mencuri perhatian, bukan hanya karena dihadiri oleh lebih dari 300 gembala sidang dan tokoh gereja dari dalam dan luar negeri. Tapi karena acara ini berhasil menghidupkan kembali semangat pelayanan gereja yang bersatu, inklusif, dan relevan di tengah masyarakat modern.
Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, SE, yang turut hadir dan membuka acara secara resmi, menyebut GPdI sebagai “pilar rohani yang kokoh” di tengah dinamika masyarakat Sulut. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kontribusi nyata GPdI bukan hanya dalam kehidupan spiritual, tetapi juga sosial dan moral.
“GPdI tidak hanya menyalakan obor iman, tetapi juga menghadirkan sumbangsih nyata bagi pembangunan moral dan sosial masyarakat. Ini bukan sekadar organisasi keagamaan — ini adalah kekuatan hidup yang terus menerangi,” ujar Gubernur Yulius disambut tepuk tangan para peserta.
Mubeslub tahun ini bukan sekadar forum musyawarah. Ia menjadi simbol kebangkitan rohani, momentum untuk meneguhkan kembali panggilan gereja sebagai garam dan terang dunia. Dalam suasana ibadah pembukaan yang syahdu, pujian menggema dari ratusan suara, melambungkan harapan dan tekad untuk mempererat kesatuan dalam pelayanan.
Tak sedikit peserta yang mengaku, momen seperti ini membawa semangat baru bagi pelayanan di tengah tantangan zaman. Beberapa di antaranya bahkan rela menempuh perjalanan lintas negara hanya untuk bisa mengambil bagian dalam peristiwa sakral ini.
Lebih dari sekadar rapat besar, Mubeslub GPdI 2025 telah menjadi panggung spiritual yang menyatukan visi, memperkuat identitas pelayanan, dan meneguhkan komitmen kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan semangat ini, Sulawesi Utara kembali membuktikan diri sebagai tanah yang subur bagi dialog iman dan kerja sosial-keagamaan, menjunjung tinggi kerukunan dalam keberagaman.
Peliput: Syilvia