Beranda Sulut Debat Pertama, Paulus Pangau Nilai E2L-HJP Lebih Layak Pimpin Sulut

Debat Pertama, Paulus Pangau Nilai E2L-HJP Lebih Layak Pimpin Sulut

34
0

IKNews-SULUT – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara menggelar debat publik tahap pertama ketiga calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut nomor urut 1 YSK-VM, nomor urut 2 E2L-HJP dan urut 3 SK-DT di laksanakan, Rabu (09/10/2024) bertempat di Hotel Sutan Raja Kota Kotamobagu.

Ketiga paslon masing masing menyampaikan visi misi pada debat publik tahap pertama untuk meyakinkan pilihan masyarakat untuk pimpin Sulut.

Setelah debat usai, Ketua Sahabat E2L Sulut Paulus M. Pangau, ST (PMP), menilai dari ketiga paslon, E2L lebih layak untuk memimpin Sulut.

“Visi misi yang disampaikan oleh masing-masing paslon sudah terlihat jelas mana yang lebih mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan masyarakat,” ucap Paulus.

Dari kesiapan untuk menghadapi debat pertama, menurutnya E2L lebih siap dibandingkan paslon lainnya.

“Pada saat pembukaan, Pak Elly begitu lugasnya saat berbicara, dan tidak menggunakan teks atau dituntun contekan untuk dibaca,” Katanya.

Lanjut dikatakannya, E2L sangat baik menguasai tema dan pertanyaan yang sudah dipersiapkan oleh penyelenggara pemilu dan tanggapan yang dilontarkan oleh paslon lain.

Menurutnya, E2L memberikan jawaban yang realistis dibandingkan janji-janji saja seperti yang sudah dijelaskan E2L dari segi pariwisata, destinasi wisata harus ditunjang dengan infrastruktur.

“kemudian untuk sektor pertanian yang menjadi utama dalam perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Mengelola lahan pertanian, meningkatkan dan mengelola produk pertanian dengan baik dan peningkatan taraf hidup masyarakat, kemudian untuk meningkatkan pariwisata tanpa merusak lingkungan,” tandasnya.

Paulus menambahkan, mengenai wilayah pertambangan rakyat yang menjadi salah satu prioritas utama E2L-HJP karena regulasinya hanya sekedar janji-janji tanpa ada realisasinya. “Begitu juga dari sisi pertambangan rakyat yang lebih di fokuskan, pemerataan berusaha di semua sektor bukan dengan gaya monopoli dan akhirnya menjadi penonton ditanah sendiri bahkan di usir dari lahan sendiri dari turun temurun karena tidak di berikan hak mengelola,” pungkas PMP.

(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini