IKNews, SULTENG – Aktivitas tambang pasir di Sungai Palu, khususnya di wilayah Padende, Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, sedang mendapat perhatian warga setempat.
Keluhan utama datang dari penambang manual yang merasa terdampak oleh penggunaan alat berat seperti ekskavator dan loader oleh operator tambang.
Pantauan wartawan pada Sabtu (10/8/2024) sekitar pukul 09.00 WITA, menunjukkan bahwa ekskavator sedang melakukan pengerukan pasir di bibir sungai dekat tanggul abrasi, sementara loader menggeser pasir ke area penampungan. Hasilnya, ratusan ton pasir telah terkumpul di lokasi.
Upaya wartawan untuk mengabadikan aktivitas tersebut terkendala oleh keberadaan penjaga di lokasi, sehingga foto hanya bisa diambil dari jarak jauh.
Salah satu penambang manual, yang dikenal dengan inisial MI, mengungkapkan bahwa dampak aktivitas tambang ini mengurangi pendapatan mereka dan membuat mereka tidak bisa bersaing.
“Ini mempengaruhi tambang manual, pendapatan penambang manual terdampak,” ujar MI di lokasi.
Selain itu, warga lokal juga merasa terpinggirkan karena aktivitas tambang yang menggunakan alat berat ini.
Sumber IM, menambahkan bahwa akses jalan manual menjadi tertutup oleh aktivitas tambang. Ada juga kabar bahwa tambang tersebut mendapat dukungan dari aparat. Sumber khawatir bahwa pengerukan ini dapat merusak bibir sungai yang telah dipasang tanggul.
Papan nama di pintu masuk menunjukkan bahwa tambang tersebut dikelola oleh PT. SIGI BERKAH MANDIRI.
Penambang manual mempertanyakan apakah PT. SIGI BERKAH MANDIRI memiliki Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang sesuai. Sebab Mereka juga meragukan keabsahan Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diklaim ada oleh pihak perusahaan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak perusahaan terkait protes dan pertanyaan yang diajukan.*
Peliput: Jefry