IKNews, TOUNA – Inflasi di Sulawesi Tengah mencapai 3,62% secara tahunan (yoy) per Agustus 2025, dan beras kembali menjadi kambing hitamnya. Dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Kantor Bupati Tojo Una-Una, distribusi pangan — terutama beras — menjadi sorotan tajam para kepala daerah.
Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid, yang memimpin langsung rapat tersebut, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menangani gejolak harga. Ia menyebut tiga daerah yang menjadi episentrum tekanan inflasi: Tolitoli, Morowali, dan Banggai.
“Distribusi beras tidak seimbang. Ada daerah surplus tapi tidak terkendali dalam distribusinya,” tegas Kepala Bank Indonesia Sulteng, Muhammad Irfan Sukarna, yang turut hadir memberikan pandangan. Ia mengusulkan perlunya pengelolaan ulang alokasi beras agar tidak memicu krisis baru.
Sementara itu, Bupati Banggai, Amirudin, melempar wacana pelarangan pengiriman beras keluar daerah sebagai salah satu solusi konkret. Usulan ini langsung mendapat dukungan dari Gubernur Anwar Hafid.
Wakil Bupati Tojo Una-Una, yang mewakili Bupati Ilham Lawidu dalam rapat, aktif menyuarakan kesiapan daerahnya mendukung upaya bersama seperti operasi pasar murah dan penguatan distribusi bahan pokok.
Pemerintah provinsi menargetkan inflasi bisa ditekan di bawah 3,5% dalam waktu tiga bulan ke depan. Rapat ini diikuti oleh seluruh kepala daerah kabupaten/kota se-Sulteng secara hybrid, menunjukkan betapa gentingnya situasi.*
Peliput: Budi