
IKNews, JAKARTA – Bupati Tojo Una-Una, Ilham Lawidu, tak ingin daerahnya terus-menerus disandera oleh budaya korupsi yang mengakar di birokrasi. Dalam forum strategis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (6/8), Ilham secara terbuka melempar tantangan: “Sudah saatnya pejabat publik berhenti bermain-main dengan uang rakyat.”
Pernyataan itu ia sampaikan setelah menandatangani deklarasi “Gebrakan Transparansi”—sebuah komitmen keras untuk membongkar praktek-praktek busuk dalam sistem pemerintahan. Langkah ini bukan sekadar basa-basi seremonial. Ilham membawa serta pasukannya: Ketua DPRD, Sekda, Inspektur Daerah, hingga Kepala BPKAD, sebagai bukti bahwa ia tak ingin hanya tampil sendiri di panggung pemberantasan korupsi.
“Kami siap diaudit, dipantau, bahkan dikritik, selama itu untuk perbaikan sistem. Kami tidak sedang mencari pencitraan, kami sedang membersihkan rumah,” tegas Ilham.
Deklarasi ini memuat tiga jurus utama: memperkuat pengawasan internal, membuka lebar data anggaran daerah untuk publik, dan menerapkan sistem pelaporan berbasis Monitoring Center for Prevention (MCP) milik KPK. Bagi Ilham, ini bukan sekadar langkah administratif, melainkan “senjata” untuk memutus mata rantai rente kekuasaan.
Tojo Una-Una, kabupaten kecil di Sulawesi Tengah, selama ini mungkin tak banyak dilirik. Tapi dengan gebrakan ini, Ilham ingin mengubah citra: dari daerah pinggiran menjadi pionir integritas.
“Kalau daerah kecil seperti kami bisa melawan korupsi, tak ada alasan bagi daerah lain untuk terus bersembunyi di balik alasan birokrasi,” ucapnya lugas.
Langkah berani ini menuai sorotan dari peserta Rakor KPK yang dihadiri 13 kepala daerah dari Sulawesi Tengah. Banyak yang menilai apa yang dilakukan Ilham bisa menjadi “efek domino” bagi semangat antikorupsi di tingkat lokal.
Bupati yang dikenal kritis terhadap praktik main mata antara pejabat dan kontraktor ini berharap deklarasi tersebut bukan hanya jadi dokumen di atas kertas. “Kami ingin ke depan, rakyat bisa melihat langsung hasilnya dalam bentuk pelayanan publik yang jujur, cepat, dan bersih.”
Ilham tahu bahwa apa yang ia lawan bukan enteng. “Korupsi itu punya banyak wajah, kadang datang dari dalam rumah sendiri. Tapi justru di situlah kami mulai membersihkannya,” tutupnya.*
Peliput: Budi