IKNews, TOUNA — Diskusi serius mewarnai ruang Auditorium Kantor Bupati Tojo Una-Una pada Selasa, 11 November 2025. Sejak pagi, sejumlah pejabat daerah, akademisi, aparat TNI–Polri, hingga perwakilan organisasi masyarakat tampak mengikuti konsultasi publik penyusunan Kajian Risiko Bencana (KRB). Suasana pertemuan ini terasa berbeda dari agenda formal biasa; beberapa peserta terlihat aktif mencatat dan melontarkan pertanyaan terkait potensi bencana yang mengintai wilayah mereka.
Di forum tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Tojo Una-Una, Sigit Labolong, S.STP., M.A.P., memberi penekanan kuat soal urgensi dokumen KRB. Dari pengamatannya di lapangan, wilayah Tojo Una-Una memiliki karakter geografis dan geologis yang tidak sederhana—mulai dari potensi gempa, tanah longsor, banjir, hingga ancaman tsunami yang sewaktu-waktu dapat muncul.
“Kalau data risikonya tidak jelas, maka pembangunan pun berjalan tanpa pijakan,” ujarnya di sela sesi diskusi. Ia menegaskan bahwa KRB bukan sekadar dokumen teknis, melainkan dasar bagi pemerintah daerah dalam menentukan arah pembangunan jangka panjang yang aman dan berkelanjutan.
Sekda Tojo Una-Una, Alfian Matajeng, S.Pd., M.A.P., yang membuka kegiatan itu, menegaskan hal serupa. Dalam sambutannya, ia mengingatkan bahwa konsultasi publik bukanlah formalitas. Dari kursi peserta tampak beberapa kepala perangkat daerah menyimak ketika Alfian menekankan pentingnya data valid dan analisis ilmiah dalam menyusun dokumen KRB.
“Jika semua pihak terlibat, hasil akhirnya akan lebih akurat dan benar-benar bisa menjadi acuan dalam penataan ruang maupun pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
Pantauan wartawan di lokasi menunjukkan peserta dari berbagai sektor berdiskusi cukup aktif, terutama saat sesi pemaparan metodologi pemetaan risiko. Sejumlah camat dan kepala desa mengajukan pertanyaan seputar kerentanan wilayah masing-masing, menunjukkan bahwa isu bencana bukan hanya wacana teknis pemerintah kabupaten, tetapi menyentuh langsung kebutuhan masyarakat di tingkat desa.
Pemerintah daerah, melalui BPBD, menyampaikan komitmen untuk memasukkan hasil kajian ini ke dalam kerangka besar pembangunan daerah. Harapannya, Tojo Una-Una tidak sekadar sigap merespons bencana, tetapi mampu memperkuat mitigasi sejak tahap perencanaan.* (Mg02)








