INFOKINI.NEWS- Sejumlah warga Kelurahan Pinasungkulan Kota Bitung mendatangi Kantor DPRD Sulut, Selasa (16/02) pukul 10.30 Wita.
Adapun maksud dan tujuan warga tersebut untuk melaporkan aktivitas PT MSM yang disinyalir merugikan warga.
Dalam kesempatan ini, Anggota Komisi III DPRD Sulut, Amir Liputo mengatakan, ada beberapa keluhan yang dibawa oleh warga terkait aktivitas PT MSM.
“Terima kasih karena membawa keluhan mereka ke wakil rakyat untuk dimediasi. Namun sebagai wakil rakyat, supaya jelas permasalahan ini, ada beberapa keluhan yang disampaikan. Pertama, kami memohon klarifikasi terkait lahan warga yang belum dibebaskan tetapi sudah dikelola oleh perusahaan. Kalau ini benar, ada pelanggaran hukum,” kata Liputo
Liputo menambahkan, selain permasalahan tanah, ada permasalahan blasting atau pengeboman yang menyebabkan rumah warga retak, tempat ibadah retak dan tekanan pada warga yang menyebabkan syok terapi.
“Ini adalah satu poin yang perlu perhatikan, apakah benar ada tekanan terhadap warga yang menyebabkan mereka syok terapi. Kalau rumah retak, kalau kita buat itu gampang. Tetapi secara psikologi kalau itu ada, bisa pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia). Material berupa batu juga mengenai di rumah warga. Kebisingan mengganggu warga saat istirahat pada malam hari dan menganggu pada saat ada jam ibadah,” ungkapnya.
Lanjut dikatakannya, ada juga keluhan terkait air bersih dan penyerapan tenaga kerja yang tidak melibatkan warga.
“Di sini juga ada keluhan warga terkait air bersih dan penyerapan tenaga kerja yang tidak melibatkan warga,” tandas Liputo.
Sementara itu, Public Relation dan Communication PT MSM, Hery Inyo Rumondor menjelaskan ada 3 point utama yang disampaikan, yang pertama terkait lahan, yang kedua terkait pelaksanaan blusting atau peledakan, yang ketiga terkait air bersih.
“Nah, yang kedua itu ada hubungannya dengan rumah yang retak. Jadi sebenarnya terkait tanah untuk objek yang mereka maksudkan tadi kita sementara proses negosiasi dengan pemilik langsung bahwa proses negosiasi itu tentunya sangat bergantung dari kesepakatan harga kedua bela pihak. Mana yang terbaik itu yang kita ambil, ” pungkas Inyo.
Ditambahkannya tentunya ada penawaran dan kita juga melihat soal harga, apakah masuk dalam budget kita seperti yang umum kita lakukan terhadap pemilik-pemilik tanah yang lain. Jangan sampai timbul kecemburuan.
“Tanah-tanah ini sangat berkaitan dengan peruntukkan. Tidak semua tanah yang kita bebaskan itu untuk kepentingan penambangan ada juga untuk kepentingan pembangunan infrastrukur seperti jalan dan lain sebagainya, ” tutur Inyo (sapaan akrabnya)
Dan terkait pelaksanaan blusting yang mengakibatkan rumah retak dan kebisingan kita tidak bisa mengatakan apa yang dikeluhkan masyarakat itu salah dan apa yang kita lakukan benar, sebaliknya begitu kita juga tidak membenarkan apa yang mereka sampaikan seperti itu sebaliknya bahwa kita itu telah salah melakukan, tidak seperti itu.
Seperti saya jelaskan tadi, banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya keretakkan. Faktor indikator sebagai kontributor untuk terjadinya keretakkan. Yah salah satunya bisa saja dari blusting, bisa saja struktur bangunan, bisa saja lalu lintas yang dilewati oleh kendaraan berat.
Namun komitmen PT MSM apapun faktor penyebabnya kita sudah berkomitmen untuk membantu warga untuk bersama-sama merenovasi. Hanya saja tim taksasi kami lagi jalan untuk mendata semua rumah-rumah. Tim ini juga terdiri dari anggota masyarakat.
Jadi campuran, supaya yang didata ini sesuai fakta dilapangan.
Kemudian terkait air bersih, kami juga sudah membangun fasilitas isanopac kemudian ada pipa yang kami bangun disana, Nah tentunya ini perlu kebijakan warga dalam hal penggunaan air. Apapun itu kami mengapresiasi masyarakat menggunakan saluran penyampaian melalui komisi III DPRD Sulut.
“Ini kami sangat mengapresiasi kepada masyarakat yang melakukan langkah-langkah yang elegant sehingga kita bisa bersepakat dengan kepala dingin bisa bersama-sama merundingkan, mencari solusi yang pada tujuan akhir ini untuk kepentingan masyarakat juga, kehadiran kami juga dapat memberikan warna walaupun kami akui tidak semua masyarakat kita mampu sejahterahkan tapi paling tidak ada warna kehadiran PT MSM dan PTN diwilayah pertambangan kami di Minut-Kota Bitung, ” tutupnya.
(DNL)