Politik – Jelang pelaksanaan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Badan Pengawas Pemilu menggelar sosialisi kampanye gerakan anti politisasi SARA dan Ujaran Kebencian yang dilaksanakan di Best Western Langoon, Kota Manado, Sabtu (7/22/2020).
Menurut Bawaslu, seiring dengan tahapan Pilgub, politisisasi SARA mulai terlihat dan ini jika dibiarkan akan merusak proses demokrasi di Sulut. Pimpinan Bawaslu Sulut, Suprdiadi Pangellu mengatakan, peran OKP dan ormas ini sangat penting, karena mereka berada di tengah masyarakat.
“Kami berharap semua ormas yang ada di Kabupaten Kota, di daerah kepuluan untuk dapat berperan aktif dalam menangkal issu seperti ini. Ujaran kebencian ini perlu kita waspadai, karena sifatnya memecah belah persatuan dan kerukunan,” ujar Supriadi.
Dia menambahkan, selain mengancam demokrasi di Sulut, ujaran kebencian dan politisasi sara ini harus dilawan bersama-sama, agar proses pemilihan Gubernur yang akan dihelat 9 Desember 2020 nanti, dapat berjalan dengan aman dan lancer.
Pilgub Sulut berdasarkan data kerawanan berada di zona merah, sehingga perlu ada kebersamaan semua pihak untuk mencegah hal yang tidak diinginkan bersama. Kegiatan ini dihadiri puluhan peserta dari berbagai ormas yang ada di Sulut. Selain Pangellu, mantan Anggota KPU Sulut, Zulkifli Golonggom M.Si hadir sebagai pemateri.