IKNews, Politik – Aditya Anugera Moha (ADM), politisi muda yang juga merupakan ketua partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), memberikan wawasan baru kepada masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) dalam melawan politik transaksional.
Melalui pendekatan demokrasi ala media sosial (medsos) yang dipadukan dengan gaya pansos yang segar dan berani, ADM mengajak masyarakat untuk mengambil bagian dalam perubahan.
Saat berbicara dalam acara coffe morning yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bolmong Raya, ADM berbagi pandangannya tentang bagaimana medsos dapat menjadi alat yang efektif dalam memerangi politik transaksional. Didampingi oleh Bang Anas Urbaningrum, acara tersebut berlangsung pada Selasa, 22 Agustus 2023, di Cafe Strawberry Kobo Besar, Kotamobagu Timur.
Dalam kesempatan tersebut, ADM menyampaikan bahwa pendekatan baru ini melibatkan memanfaatkan kekuatan viralitas dan daya tarik konten di dunia maya. Ia memberikan contoh nyata ketika ia baru-baru ini membagikan video tarian unik di akun media sosial pribadinya. Video tersebut berhasil menarik perhatian lebih dari 500 ribu penonton, yang pada gilirannya meningkatkan minat orang-orang untuk mencari informasi lebih lanjut tentang dirinya.
Lebih lanjut, politisi berbakat ini menyatakan bahwa melalui pemanfaatan medsos dan publikasi konten-konten yang menarik, politisi dapat lebih dekat dengan masyarakat. Hal ini berpotensi mengubah paradigma politik yang selama ini cenderung transaksional dan beralih ke arah yang lebih inklusif dan partisipatif.
ADM percaya bahwa jika pendekatan ini diterapkan dengan konsisten, politik transaksional yang merugikan dapat perlahan-lahan tergeser. Ia mengakhiri pidatonya dengan keyakinan bahwa langkah-langkah inovatif seperti ini akan membuka jalan menuju perubahan yang lebih baik dan bermakna dalam dunia politik.
Dengan semangat baru ini, Aditya Anugera Moha berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam menghapuskan politik transaksional dan memperkuat demokrasi khsusnya di Sulawesi Utara.***
Penulis: Yogi Farlin Mokoagow