IKNews, JEMBER – Saat ratusan pelajar berbaris di lapangan Stadion Notohadinegoro, ada satu hal yang membedakan ajang Liga Pelajar Jember 2025 dari turnamen kebanyakan: pendaftaran gratis dan subsidi pelatihan untuk guru olahraga.
Di tengah mahalnya biaya pembinaan atlet muda, langkah panitia Liga Pelajar ini jadi angin segar bagi sekolah-sekolah. “Kami ingin semua sekolah bisa ikut, tanpa terbebani biaya,” ujar Zainul Arifin, Ketua Panitia, usai pembukaan acara yang menggandeng PSSI.
Tak hanya itu, mereka juga menyiapkan subsidi lisensi D untuk guru olahraga, agar bisa menjadi pelatih resmi dengan kompetensi nasional. Bagi Zainul, pembinaan olahraga harus dimulai dari tenaga pendidik yang terlatih, bukan hanya semangat bertanding siswa.
“Semenjak 2023, lisensi sudah jadi syarat pelatih. Tapi kita sadar, tidak semua guru mampu membiayai sendiri. Di sinilah kami masuk,” jelasnya.
Dengan total 103 sekolah peserta, panitia berharap kompetisi ini lebih dari sekadar mencari juara. Sistem liga yang akan dimulai tahun depan dirancang agar setiap sekolah mendapat banyak jam bertanding, sehingga skill pemain muda bisa diasah secara berkesinambungan.
Namun tidak semua bisa ikut di 2026. Hanya tim-tim peserta tahun ini yang akan masuk ke sistem liga, berdasarkan hasil klasemen akhir. Artinya, partisipasi tahun ini adalah tiket ke liga musim depan. Sementara sekolah yang absen tahun ini harus menunggu 2027.
Zainul menambahkan bahwa keberhasilan liga ini juga sangat bergantung pada dukungan fasilitas dari Pemkab Jember, mulai dari Stadion JSG hingga lapangan-lapangan sekolah.
Dengan pembinaan yang menyeluruh, mulai dari pemain hingga pelatih, Jember tampaknya serius ingin mengukir masa depan sepak bola dari ruang kelas dan lapangan sekolah.*
Peliput: Sofyan