IKNews, TANA TORAJA — Pemerintah Kabupaten Tana Toraja kembali mengumpulkan para pemangku kepentingan lintas sektor untuk mengevaluasi sekaligus memperkuat langkah percepatan penanggulangan Tuberkulosis (TB) dan HIV/AIDS. Pertemuan yang digelar di tingkat kabupaten ini berlangsung dinamis, memperlihatkan kegelisahan sekaligus optimisme para peserta dalam menghadapi dua penyakit yang masih menjadi tantangan besar di daerah.
Sekretaris Daerah Tana Toraja, dr. Rudhi Andi Lolo, M.Kes., Sp.An, yang memimpin jalannya diskusi, menegaskan bahwa pencegahan HIV/AIDS tidak bisa lagi dikerjakan secara parsial. Dalam paparan yang disampaikan dengan nada cukup tegas, ia mengingatkan betapa ancaman penyebaran HIV masih nyata dan perlu tindakan cepat.
“Penanggulangan AIDS harus dicegah mulai dari sekarang. Kita semua perlu bergerak agar kasus tidak terus bertambah,” ujarnya.
Dari pantauan di lokasi, sebagian besar peserta mengamini bahwa kesadaran masyarakat terhadap risiko HIV masih rendah, sementara capaian intervensi perlu diperkuat lagi, terutama di level kecamatan dan desa.
Tidak hanya HIV, pembahasan mengenai percepatan penanggulangan TB juga mendapat porsi cukup besar. Para kepala puskesmas diminta memperketat pelacakan kasus, memastikan pasien tidak putus obat, serta meningkatkan edukasi mengenai gejala dan bahaya TB. Beberapa tenaga kesehatan menyampaikan bahwa masih banyak warga yang menunda pemeriksaan karena takut distigma.
Pertemuan ini dihadiri Wakil Bupati Tana Toraja, pejabat Dinas Kesehatan, para camat, unsur TNI melalui Danramil, Ketua TP-PKK, pimpinan Bank Sulselbar, hingga seluruh kepala puskesmas. Komposisi peserta yang lengkap memperlihatkan bahwa penanganan TB dan HIV/AIDS memang tidak bisa dibebankan hanya pada sektor kesehatan.
Sebagian peserta menilai koordinasi lintas sektor selama ini sudah berjalan, namun belum sepenuhnya mampu menekan penambahan kasus. Namun setidaknya, forum evaluasi ini membuka ruang untuk merancang langkah baru yang lebih terarah.* (Mg02)






