IKNews, BATANG — Proyek revitalisasi gedung SMP Islam Annur Wonobodro, atau yang lebih dikenal sebagai SMP NU Wonobodro, Kabupaten Batang, menuai sorotan publik. Sejak dimulainya pekerjaan rehab sekitar dua pekan lalu, proyek ini dinilai minim transparansi. Salah satu indikasi yang menjadi perhatian adalah belum terpasangnya papan informasi proyek di lokasi kegiatan, sebagaimana mestinya dalam proyek-proyek yang dibiayai negara.
Selain itu, muncul dugaan bahwa pengadaan seluruh bahan material dilakukan oleh satu pihak, yakni seorang warga bernama Ardiyanto asal Weleri, yang juga disebut-sebut sebagai orang yang turut mengawal proses proyek tersebut sejak awal. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang mekanisme pembelian material yang dilakukan tanpa pembanding harga, serta potensi konflik kepentingan dalam proses pengadaan.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMP NU Wonobodro membenarkan bahwa proyek rehab ini merupakan bagian dari program revitalisasi. Ia menjelaskan bahwa pekerjaan telah berjalan selama sekitar dua minggu. Namun, terkait tidak adanya papan informasi proyek, ia mengakui bahwa hingga kini papan tersebut belum dipasang.
“Pekerjaan ini memang program revitalisasi. Terkait papan proyek, memang belum terpasang. Untuk tenaga kerja, kami libatkan warga sekitar. Pembelian bahan material semua kami percayakan ke Pak Ardiyanto dari Weleri. Karena kami berenam dan kebetulan beliau punya toko juga, jadi sekalian saja,” ujarnya.
Namun hingga saat ini, pihak sekolah maupun panitia pelaksana belum menyampaikan laporan resmi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang mengenai pelaksanaan proyek ini. Ketidakhadiran laporan tersebut semakin memperkuat keraguan atas tata kelola proyek yang seharusnya akuntabel dan terbuka.* (Mg02)
