Beranda Nasional Dugaan Rabat Beton dan Talud di Desa Candirejo Tak Sesuai Spesifikasi, Masyarakat...

Dugaan Rabat Beton dan Talud di Desa Candirejo Tak Sesuai Spesifikasi, Masyarakat Minta Pengawasan Ketat

74
0
Gambar: Dugaan Rabat Beton dan Talud di Desa Candirejo Tak Sesuai Spesifikasi, Masyarakat Minta Pengawasan Ketat, (3/6/2025).

IKNews, BATANG – Pembangunan infrastruktur desa menggunakan Dana Desa (DD) memang menjadi prioritas pemerintah, termasuk di Desa Candirejo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Namun, proyek jalan rabat beton di desa ini memicu pertanyaan dari warga, terutama terkait kualitas dan spesifikasi teknis yang digunakan.

Sebuah video yang beredar luas di media sosial dan grup WhatsApp menunjukkan pembangunan jalan rabat beton dengan dasar batu blondos. Hal ini memicu kekhawatiran masyarakat mengenai ketepatan spesifikasi dan kualitas pembangunan.

Seorang warga setempat membenarkan bahwa dasar rabat beton tersebut memang menggunakan batu blondos. “Betul mas, dasar rabatnya batu blondos. Kami sebagai warga jadi bertanya-tanya, apakah itu benar-benar sesuai aturan dan bagaimana kualitasnya kedepan,” ujarnya.

Proyek rabat beton ini menggunakan pagu anggaran Dana Desa sekitar Rp115 juta. Agus, selaku Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan perangkat desa, menjelaskan bahwa pengerjaan sementara ini ditalangi menggunakan dana pribadi karena dana desa belum cair. “Anggaran dana desa belum cair, jadi sementara ini saya talangi dulu. Rabat beton ini menggunakan kualitas tipe K-225 dengan membeli ready mix dari SJM Gringsing,” ungkap Agus saat ditemui di lokasi proyek pada Selasa (3/6/2025).

Terkait viralnya video tersebut, Agus mengklarifikasi bahwa memang awalnya direncanakan menggunakan batu blondos sebagai dasar rabat. Namun, akibat video yang beredar, bagian dasar batu blondos tersebut dibatalkan dan tidak jadi dikerjakan. “Awalnya memang mau pakai dasar batu blondos, tapi setelah viral, akhirnya itu tidak jadi dikerjakan,” imbuhnya.

Selain jalan rabat beton, masyarakat juga menyoroti pembangunan talud di lokasi yang sama. Dengan anggaran sekitar Rp60 juta, talud tersebut terlihat hampir 85 persen menggunakan batu blondos. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga soal ketahanan bangunan dan potensi ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknis yang diatur pemerintah.

Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Desa Candirejo, Musyaffa, belum dapat dikonfirmasi. Upaya awak media untuk menghubungi beliau tidak mendapatkan tanggapan.

Masyarakat berharap pihak berwenang, termasuk dinas terkait, dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pembangunan rabat beton dan talud ini. Jika ditemukan indikasi kerugian negara atau pelanggaran hukum, warga meminta agar tindakan tegas segera diambil untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan Dana Desa.*

Peliput: Agung