Beranda Nasional Aktivitas Warga Dukuh Petodanan Baru Terhenti Gegara Luapan Sungai Sambong

Aktivitas Warga Dukuh Petodanan Baru Terhenti Gegara Luapan Sungai Sambong

66
0
Hujan lebat yang disertai cuaca ekstrem yang melanda pada Senin (19/1/2025) menyebabkan Sungai Sambong meluap, membawa lumpur hingga setinggi 20 sentimeter dan merendam jalanan kampung di Dukuh Petodanan Baru, Kecamatan Batang.

IKNews, NASIONAL – Hujan lebat yang disertai cuaca ekstrem yang melanda pada Senin (19/1/2025) menyebabkan Sungai Sambong meluap, membawa lumpur hingga setinggi 20 sentimeter dan merendam jalanan kampung di Dukuh Petodanan Baru, Kecamatan Batang.

Banjir tersebut menggenangi wilayah tersebut hingga ketinggian 1 meter, yang akhirnya melumpuhkan aktivitas warga setempat.

Aparat Kelurahan Proyonanggan Tengah, bersama dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Koramil 10/Batang, segera bergerak cepat untuk membersihkan endapan lumpur yang menyelimuti jalan kampung dan membuat akses menjadi terhambat. Pembersihan dimulai pada Selasa pagi (21/1/2025) dan masih terus berlangsung hingga saat ini.

Imam Pramono, aparat Kelurahan Proyonanggan Tengah, mengungkapkan bahwa pembersihan lumpur masih dilakukan bersama aparat gabungan.

“Pembersihan sudah dilakukan sejak Selasa pagi dan kami terus berusaha membersihkan area yang terdampak,” ujar Imam saat ditemui di Dukuh Petodanan Baru, Rabu (22/1/2025).

Imam juga menyesalkan adanya warga yang masih membuang sampah ke sungai serta praktik galian C di wilayah hulu sungai yang memperburuk dampak banjir.

“Saya mohon warga tidak membuang sampah ke sungai, dan perlu ada ketegasan untuk melarang penggalian batu di sungai karena dampaknya sangat besar, seperti banjir disertai lumpur ini,” tegasnya.

Meskipun demikian, warga sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa lumpur. Dinas Sosial setempat juga terus memberikan bantuan logistik dengan mendirikan dapur umum untuk membantu warga yang terdampak.

Ketua RT 6 Dukuh Petodanan Baru, Ulfan, menambahkan bahwa banjir disertai lumpur merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi.

“Sejak tahun 80-an, baru tahun ini terjadi banjir yang membawa lumpur. Biasanya setiap lima tahunan hanya air yang meluap, tetapi kali ini sangat berbeda,” ungkapnya.

Namun, sebagian warga masih mengalami kesulitan dalam membersihkan sisa lumpur di rumah mereka karena pasokan air terhenti akibat banjir.

“Airnya tidak mengalir, sehingga warga kesulitan membersihkan lumpur di dalam rumah. Bantuan logistik juga sangat dibutuhkan, dan dapur umum terus beroperasi untuk membantu,” tutup Ulfan. (Agung)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini