IKNews, MANADO — Isu kebangsaan kembali menjadi sorotan ketika Wakil Wali Kota Manado, dr. Richard Sualang, membuka kegiatan Sosialisasi Penguatan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Manado di Hotel Grand Puri, Senin, 8 Desember 2025.
Suasana ruang pertemuan pagi itu tampak serius namun hidup. Para peserta—mulai dari aparat kecamatan dan kelurahan, tokoh masyarakat hingga Forum Pembauran Kebangsaan—memenuhi kursi yang disusun rapi. Mereka datang bukan untuk sekadar mendengar ceramah rutin, tetapi menangkap kembali urgensi Pancasila di tengah derasnya arus informasi digital.
Dalam sambutannya, Sualang mengingatkan bahwa tantangan ideologi hari ini bukan lagi hanya ancaman fisik, melainkan penetrasi informasi yang mampu memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat.
“Pancasila bukan sekadar hafalan. Ia adalah kompas yang mengarahkan cara kita bertindak dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat,” tegasnya.
Sualang juga menekankan peran ASN, TNI, Polri, hingga institusi hukum sebagai penjaga garda depan ideologi negara. Menurutnya, setiap aturan dan kebijakan yang lahir di Indonesia selalu bersandar pada nilai lima sila tersebut.
“Mengamalkan Pancasila bukan tugas seremonial. Itu harus terlihat dalam keputusan kita, pelayanan kita, dan cara kita hadir di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan tersebut turut menghadirkan sejumlah narasumber dari unsur Forkopimda, termasuk Kepala Badan Kesbangpol Kota Manado Drs. Sonny Takumansang, M.Si., perwakilan Kodim 1309/Manado Mayor Sunaryo, perwakilan Kejari Manado Arthur Piri, SH., MH., serta Guru Besar Fakultas Hukum Unsrat Prof. Dr. Ronny Maramis, SH., MH.
Diskusi berjalan dinamis, terutama ketika Prof. Maramis memaparkan bagaimana nilai Pancasila kerap ditantang oleh fenomena polarisasi di media sosial. Para peserta tampak aktif mencatat dan bertanya, menandai bahwa isu kebangsaan masih relevan dan mengusik kesadaran publik.* (Mg01)






