Safari Natal Pemkot Manado: Pesan tentang Keluarga, Kerukunan, dan Harapan di Tengah Tantangan Kota

oleh -89 Dilihat
Gambar: Suasana Ibadah Safari Natal Pemkot Manado bersama BKSAUA di Aula Serbaguna Kantor Wali Kota Manado, Senin, 1 Desember 2025. (Foto: Fikri/ikn).

IKNews, MANADO — Suasana di Aula Serbaguna Kantor Wali Kota Manado, Senin (1/12/2025), pagi tadi terasa hangat dan penuh keakraban. Pemerintah Kota Manado menggelar Ibadah Safari Natal bersama BKSAUA dan para pimpinan rumah ibadah dari berbagai denominasi, sebuah agenda yang tampak sederhana namun sarat pesan kebersamaan.

Dari pantauan di lokasi, ibadah dipimpin Ketua Umum Pucuk Pimpinan KGPM yang juga Wakil Ketua BKSAUA Manado, GbI. Frangky Londa. Ia membuka renungan dengan pembacaan dari Kitab Kejadian, lalu mengarahkan jemaat pada makna kehadiran Imanuel sebagai wujud penyertaan Tuhan di tengah keterbatasan hidup manusia.

Dalam khotbahnya, Londa menyinggung bahwa kelahiran Yesus kerap datang melalui situasi yang tampak mustahil—seperti Maria dan Yusuf yang harus menerima peran besar dalam ketidaksiapan mereka. Pesan itu, menurutnya, relevan bagi keluarga masa kini yang juga bergumul dengan tekanan ekonomi, relasi, maupun dinamika sosial.

“Banyak keluarga yang sebenarnya hanya membutuhkan ruang untuk didengar,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang jujur agar setiap anggota keluarga bisa menemukan kembali pengharapan dan arah hidup. Ia juga mengajak jemaat membuka hati terhadap campur tangan Tuhan, terutama saat berada di titik paling rapuh.

Setelah firman disampaikan, acara berlanjut dengan sambutan dari Asisten I Pemkot Manado, Julises Oehlers, yang hadir mewakili Wali Kota Andrei Angouw. Oehlers menekankan bahwa Safari Natal bukan sekadar tradisi yang diulang setiap tahun, melainkan ruang untuk memperkuat komitmen kota dalam merawat kerukunan.

“Manado dikenal sebagai kota toleransi bukan karena slogan, tetapi karena kerja bersama para tokoh umat,” katanya. Ia menyebut sejumlah penghargaan terkait harmoni sosial yang telah diraih Kota Manado bukan sebagai tujuan akhir, melainkan tantangan untuk menjaga iklim toleransi tetap hidup di tengah dinamika politik dan sosial tahun 2025.

Oehlers juga menyoroti bahwa nilai Natal—kasih, pengorbanan, dan kedamaian—menjadi modal penting membangun kota yang inklusif. Ia memberikan apresiasi kepada para pemimpin agama yang menurutnya menjadi “penyangga moral” dalam menjaga relasi antarmasyarakat.

Hingga ibadah ditutup, para peserta tampak saling berinteraksi hangat, menandai bahwa Safari Natal tahun ini bukan sekadar perayaan liturgis, melainkan ruang bertemu dan merayakan keberagaman Kota Manado. Perwakilan BKSAUA, FKUB, FPK, FKDM, pimpinan rumah ibadah, jajaran SKPD, serta unsur Forkopimda turut hadir dalam acara tersebut.* (Mg01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.