IKNews, MANADO – Suasana di Aula Serba Guna Pemkot Manado siang itu berbeda dari biasanya. Ratusan pemuda lintas agama tampak antusias mengikuti pembekalan bertajuk “Pemuda Remaja Lintas Agama sebagai Duta Kerukunan”—sebuah langkah konkret untuk menciptakan generasi toleran di tengah gempuran isu SARA dan ujaran kebencian yang kian masif di era digital.
Kegiatan yang diinisiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Manado ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Andrei Angouw dan Wakil Wali Kota dr. Richard Sualang. Dalam sambutannya, Wali Kota menekankan pentingnya peran generasi muda sebagai agen perubahan di tengah masyarakat yang majemuk.
“Kita tidak akan sejahtera kalau tidak rukun. Pemuda harus bisa melihat jauh ke depan dan terus menjaga kerukunan ini,” ujar Andrei Angouw dengan penuh penekanan.
Ia juga mengingatkan bahwa Pancasila bukan sekadar hafalan, melainkan harus menjadi dasar hidup bersama dalam keberagaman.
“Adik-adik harus menjadi duta-duta kerukunan. Jangan hanya jadi penonton di media sosial, tapi aktif menangkal hoaks dan ujaran kebencian. Jadilah generasi yang kreatif, produktif, dan menciptakan suasana aman bagi semua,” tambahnya.
Ketua FKUB Kota Manado, Pdt. Hendrie Dengah, S.Th., dalam laporannya menyoroti urgensi pembinaan lintas agama bagi generasi muda. Menurutnya, harmoni yang dibangun sejak usia remaja akan menciptakan masyarakat yang sehat secara rohani dan jasmani.
“Kerukunan tidak tumbuh dengan sendirinya. Ini hasil dari hubungan yang toleran dan pemahaman bahwa keberagaman bukan ancaman, tapi kekuatan,” tegasnya.
Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat Duta Kerukunan kepada para pemuda perwakilan lintas agama. Mereka diharapkan mampu menjadi simpul perdamaian di tengah masyarakat yang plural.
Turut hadir dalam kegiatan ini unsur Forkopimda Manado, seperti Kapolresta Kombes Pol Irham Halid, Dandim 1309/Manado Kolonel ARH Yosip Brozti Dadi, Ketua BKSAUA Pdt. Judi Tunari, Kepala Kantor Kemenag Manado Rogaya Udin, serta tokoh-tokoh lintas agama lainnya.
Peliput: Fikri
