IKNews, KAB. MALANG – Di tengah gemerlap penghargaan IGA 2025, Wakil Menteri Dalam Negeri Akhmad Wiyagus menegaskan satu pesan penting: hasil Indeks Inovasi Daerah harus diumumkan secara terbuka kepada publik. Pesan itu ia sampaikan dalam sambutan di Jakarta, Rabu (10 Desember 2025), dengan nada yang lebih menekankan urgensi perbaikan dibanding sekadar pengumuman penghargaan.
Menurut pantauan wartawan, sebagian peserta tampak mencatat poin-poin yang disampaikan Wiyagus. Ia menekankan bahwa inovasi bukan sekadar proyek gagah-gagahan, melainkan tolok ukur kualitas pelayanan pemerintah yang harus bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
“Inovasi itu bukan untuk dipamerkan, tapi untuk dipakai,” ujarnya di sela sambutan. Ia menegaskan bahwa publik berhak mengetahui daerah mana yang memiliki indeks inovasi tinggi atau rendah, agar muncul tekanan sosial bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki kinerja.

Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya jumlah inovasi yang dilaporkan daerah ke Kemendagri. Namun sejumlah pengamat menilai, banyak inovasi yang masih berhenti pada konsep atau tidak memiliki dampak nyata. Pernyataan Wamendagri hari itu seolah menjadi pengingat bagi daerah yang hanya mengejar penghargaan tanpa memperbaiki sistem pelayanan.
Acara penganugerahan yang juga dihadiri para kepala daerah dari berbagai provinsi itu ditutup dengan ajakan Wiyagus agar pemerintah daerah menjadikan inovasi sebagai proses berkelanjutan. “Jika inovasi berhenti, maka pelayanan publik ikut mandek,” katanya.* (Mg02)







