IKNnews Bitung – Ketua Organisasi Persatuan Lintas Adat dan Budaya (POLA) Sulawesi Utara, Pubuksa Hutahean, kembali menyuarakan nasib 10 eks karyawan yang sebelumnya bekerja di perusahaan Multi Rempah Sulawesi yang berlokasi di Kota Bitung.
Pubuksa menegaskan bahwa persoalan tersebut hingga kini belum menemukan titik terang dan telah masuk dalam kategori pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap para pekerja.
“Ini murni pelanggaran HAM. Sampai sekarang posisinya masih menggantung. Sepuluh orang karyawan itu siap dipenjara kalau memang benar-benar bersalah. Namun jika tidak bersalah, maka keadilan harus ditegakkan, nama baik mereka dipulihkan, dan hak-hak mereka wajib diberikan,” ujar Pubuksa kepada sejumlah media, Senin (15/12/2025).
Ia menambahkan, POLA Sulawesi Utara akan terus berjuang mendampingi para eks karyawan hingga ada kejelasan dan keadilan bagi para pekerja yang menuntut haknya.
“Saya tetap berjuang sampai ada keadilan bagi para pekerja. Tadi juga saya sempat berbincang dengan Pimpinan Redaksi Totabuan News terkait persoalan ini dan meminta dukungan beliau. Perjuangan ini masih terus berjalan. Walaupun suasana Natal, kita sedikit lebih soft, tetapi semangat perjuangan tidak berhenti,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Pimpinan Redaksi Totabuan News, Konni Balamba, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Ketua POLA dalam memperjuangkan hak-hak para eks karyawan Multi Rempah Sulawesi.
“Hak mereka harus diberikan. Perusahaan juga harus bersikap adil. Kalau memang mereka bersalah, silakan diproses sesuai hukum dan tuntutan mereka jangan dilayani.
Namun kalau mereka tidak bersalah, maka hak mereka wajib dibayarkan. Mereka punya istri dan anak, mereka bergantung pada gaji untuk kehidupan sehari-hari. Sebagai pimpinan media, saya sangat mendukung perjuangan POLA ini,” tegas Konni.
