IKNews, NGANJUK – Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) SMAN/SMKN sudah memasuki tahapan pengambilan Personal Identification Number (PIN).
Pelaksanaannya dimulai sejak Senin (12/6) lalu sampai awal bulan depan. Hingga kemarin, sudah ada 6.718 siswa yang mengajukan pengambilan.
Tidak semua berkas pengajuan pengambilan PIN ini diterima. Menurut Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur (Cabdindik Jatim) Wilayah Kabupaten Nganjuk Evi Dwi Widjajanti, dari ribuan yang mengajukan ada 360 berkas yang ditolak. Penyebabnya karena saat entry data banyak yang titik rumahnya keliru.
“Banyak yang titik rumahnya tidak sesuai dengan KK, sehingga ditolak,” terang Evi. Dia meminta para siswa untuk lebih teliti lagi untuk menentukan titik rumahnya.
Lantas bagaimana para siswa bisa mendapatkan PIN? Para siswa yang hendak meneruskan ke jenjang SMA atau SMK negeri harus mengakses website PPDB Pemprov Jatim.
Setelah membuka situsnya, para peserta wajib memasukkan informasi seperti nomor pokok sekolah nasional (NPSN), sekolah asal, dan nomor induk siswa nasional (NISN) hingga tanggal lahir. Kemudian para peserta pendaftaran juga harus mengunggah berkas pelengkap yang berkaitan dengan keluarga dan tempat tinggal.
Berkas pelangkap itu adalah adalah kartu keluarga (KK), surat keterangan domisili (SKD), dan surat keterangan lulus (SKL) atau ijazah yang dikeluarkan oleh sekolah asal.
Sedangkan untuk siswa yang nanti memilih jalur perpindahan orang tua harus mengunggah SK mutasi yang diterbitkan oleh instansinya. Evi mempersilakan para calon peserta memanfaatkan kesempatan latihan pendaftaran ini.
“Setelah berlatih, calon peserta bisa mendaftar pada 19 Juni nanti,” bebernya.
Untuk diketahui, ada lima jalur di PPDB SMA/SMK yang disiapkan tahun ini. Yaitu jalur afirmasi, jalur perpindahan orang tua/wali, jalur prestasi hasil lomba, jalur prestasi nilai akademik, serta jalur zonasi.
Seluruhnya akan dilaksanakan berkala mulai pertengahan Juni hingga Juli nanti. Terpisah, Ketua PPDB SMPN 5 Nganjuk Haryono mengaku pengambilan PIN dilakukan oleh masing masing siswa secara online. Pihaknya hanya sebatas memasukkan entry nilai raport.
“Karena mereka harus menentukan titik lokasi rumah dan sekolahnya, jadi kebanyakan mereka pengambilan PIN di rumah masing-masing. Hanya saat ada kendala saja kami layani di sekolah,” tuturnya.*
Reporter : Wati