IKNews, BATANG – Candi di kompleks situs cagar budaya Balekambang Desa Sidorejo Kecamatan Gringsing diekskavasi setelah Pemkab Batang mengalokasikan dana pemugaran. Ekskavasi dimulai Jumat (21/06) setelah sebelumnya diadakan selamatan di atas timbunan tanah tempat candi terpendam.
Candi yang terbuat dari terakota (tanah liat bakar) berukuran 6×6 meter ini rencananya akan digali dan ditampakkan. Di atasnya dipasang cungkup untuk melindungi dari panas dan hujan. Diharapkan kedepannya menjadi aset budaya dan destinasi wisata sejarah.
Tim ekskavasi terdiri dari dua orang dari Disdikbud Batang, 2 ahli dari cagar budaya Batang, 3 dari BRIN Pusat, 1 dari UII Yogyakarta, 1 dari Sangiran, dan 1 orang lagi dari Ikatan Arkeologi Indonesia.
Ketua tim ekskavasi Ilham Akbar Samudra dari Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Batang menjelaskan candi terakota ini berasal dari abad ke VII Masehi atau sebelum era Mataram Kuno tapi belum diketahui bercorak Hindu atau Buddha. “Yang tersisa ini sebenarnya hanya bagian kaki candi. Sedangkan badan candi sudah tidak ada. Jika selesai ini akan menjadi satu-satunya candi yang ada di Kabupaten Batang,” jelas Ilham.
Lebih lanjut Ilham mengungkapkan dahulu pengaruh India masuk ke tanah Jawa melalui pantai utara dan menggunakan sungai besar untuk menjelajah. Karenanya di sekitar sungai besar seperti Kali Kuto banyak ditemukan peninggalan bersejarah termasuk candi terakota yang sedang diekskavasi ini. “Jika demikian berarti candi terakota ini dibangun pada era Kerajaan Haling (Kalingga) dan usianya lebih tua dari Borobudur,” lanjut Ilham.
Penemuan candi ini berkat kejelian ahli arkeologi saat sedang meneliti situs Petirtaan Balekambang.
Ke arah selatan tidak jauh dari petirtaan ahli arkeologi mencurigai gundukan tanah yang ditumbuhi semak belukar. Di atas gundukan banyak berserakan bata merah berukuran besar yang oleh penduduk sekitar dimanfaatkan untuk perapian atau pondasi rumah karena tidak tahu itu peninggalan bersejarah.
Tahun 2019 dilakukan penggalian. Di kedalaman 2 meter terlihatlah struktur bangunan candi yang indah meskipun sudah tidak lengkap. Veronique Degroot, seorang arkeolog wanita asal Perancis ikut serta dan mencatat detail candi. Struktur candi kemudian ditimbun lagi supaya aman sambil menunggu dana dan baru sekarang ditangani serius. Minimnya literasi membuat tim belum menemukan nama candi. Prasasti di Petirtaan Balekambang juga tidak menyebut adanya candi ini sehingga belum diketahui ada tidaknya hubungan antara Petirtaan dan candi.
Juru Pelihara situs Petirtaan Balekambang Agus Santoso yang ikut ekskavasi menambahkan lokasi candi sekarang masuk wilayah KITB. “Kami sudah membuat kesepakatan dengan pihak KITB untuk tetap mempertahankan keberadaan candi ini. Bahkan KITB akan membuatkan akses masuk sehingga mudah dijangkau”, kata Agus.
Ketika sedang observasi lingkungan di sekitar candi tim arkeolog mendapat kejutan. Sekitar 200 meter ke arah tenggara di perbukitan dari titik ekskavasi tim menemukan sebuah jejak yang diduga juga merupakan sebuah candi karena didapati banyak terakota berserakan. Ilham Akbar membenarkan penemuan baru ini. “Dengan menggunakan bor khusus kami mendapati ada terakota di bawah tanah dan diduga itu adalah candi,” tegas Ilham gembira.
Penemuan baru ini akan segera dilaporkan supaya ada tindak lanjutnya.*
Peliput: Isti