IKNews, KENDAL – DP2KBP2PA Gelar Seminar Tentang Organisasi Wanita dalam Menghapus kekerasan perempuan dan pencegahan pernikahan dini yang diselenggarakan oleh Gabungan Organisasi wanita (GOW) Kabupaten Kendal di Resort Padi Tirto Arum Baru jalan Sukarno Hatta Bugangin Kendal, Selasa (17/12/2024).
Dihadiri oleh Kepala Dinas beserta staf DP2KBP2PA Kendal, GOW (gabungan Organisasi Wanita) dan 31 Organisasi dan 149 orang diantaranya, Pengurus dari Aisyah, Perwari, Umri, KPPI, bhayangkari, muslimat, Fatayat NU PC, Wanita katolik, Iwapi, IBI, Wapos, dan lain sebagainya.
Albertus Hendri, S. “Suatu Bentuk kolaborasi antara Dinas kami DP2KBP2PA dengan gabungan Organisasi wanita dan kami juga menghadirkan perwakilan dari Tim Penggerak PKK Kabupaten Kendal dan juga PEKA (Perempuan Kepala Keluarga) Kabupaten Kendal yaitu kegiatan seminar era Gabungan Organisasi Wanita dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan juga pencegahan pernikahan Dini.
Karena dua isu ini ibaratnya sedang ngetren atau isu hangat tidak hanya isunya Kabupaten Kendal, juga isunya Provinsi isunnya sampai juga isunya dunia internasional atau global, yang mana kalau di level Kabupaten Kendal, Pernikahan dini masih marak terjadi dan jumlahnya tidak sedikit, kemudian kekerasan dalam perempuan dan anakpun juga masih kerap terjadi, sehingga melalui kegiatan ini kami ingin kolaborasi berbagai pihak salah satunya dari unsur perempuan yang tergabung dalam gabungan Organisasi wanita, maupun yang ada di PKK maupun yang peka agar ikut bersama-sama, memberikan edukasi kepada masyarakat luas karena sering kali mereka tidak menyadari ini bentuk-bentuk kekerasanya seperti apa.
Mereka menjadi korban, tidak tahu bahwa yang dialami adalah suatu bentuk kekerasan, bisa juga mereka tidak tahu harus melapor kemana, atau mungkin merasa aib tidak pantas untuk dibuka, padahal mereka sebaiknya harus berani, agar kasus ini bisa tuntas bisa diselesaikan, termasuk pernikahan dini pun.
Masih banyak orang tua tidak memahami kaitannya dampak pernikahan dini, karena ada desakan ekonomi yang kurang mampu dan sebagainya, dan anak-anak pun menjaga perilakunya, orang tua harus melakukan kontrol kepada anak-anak, karena ternyata faktor mendominasi terjadi pernikahan dini adalah kehamilan tidak di inginkan akibat pergaulan bebas, yang mungkin yang dilakukan paparan konten-konten fotografi yang ada di media sosial maupun di media yang lain,” papar Kepala DP2KBP2PA Kendal.
“Tujuan pertama, kita memberikan pemahaman dulu kepada audian bahwa dua isu ini adalah menjadi isu yang hangat, yaitu pernikahan dini dan kekerasan terhadap perempuan, sehingga kita perlu ada perhatian bersama.
Kedua, menanamkan presepsi yang sama bahwa kekerasan dan perempuan adalah seperti ini, pernikahan dini itu apa, sudah kami jelaskan pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh salah satu atau kedua pasangan itu bisa laki-laki atau perempuan atau keduanya ada di bawah usia 19 tahun. Yang di maksud kekerasan perempuan seperti apa saja sudah kami jelaskan ada kekerasan fisik ada sikis, ada seksualdan sebagainya.
Ketiga, kami ingin membangun kolaborasi lagi bagaimana bahwa upaya pencegahan itu harus dilakukan semua skuder, kami sebut peran pemerintah, dunia usaha, media masa kemudian ada perguruan tinggi, komunitas masyarakat, termasuk disini adalah organisasi perempuan baik di GOW, maupun penggerak PKK, dan kemudian kita akan melakukan evaluasi paska, kegiatan ini sudah kita lakukan bagaimana dampaknya terkaitnya kasus-kasus yang akan datang itu harapan kasusnya bisa berkurang dan menurun,” tutur
Kepala Dinas DP2KBP2PA Kendal Albertus Hendri, S.
“Tentu sosialisasi kami akan melakukan sosialisasi atau edukasi kebanyak elemen masyarakat, tadi ada masukan kita harus lebih banyak bersentuhan dengan pihak laki-laki, kalau perempuan sudah banyak kita sosialisasikan, tapi bapak-bapak yang kaum laki-laki kita tingkatkan lagi terkait sosialisasinya, yang kedua sebenarnya kami sudah melakukan sosialisasi kepada anak-anak dan perempuan, nanti kita akan perbanyak lagi terutama anak-anak sekolah, supaya kita bisa mengetahui cara untuk menghindari perilaku atau untuk menghindari yang menjadi korban dari kekerasan maupun pernikahan dini, jadi sebaiknya ini kita tidak bisa kerja sendiri, tapi kita perlu kolaborasi kerja sama komunitas berbagai pihak kami nantinya punya rencana membuat KIE (Komunitas Informasi Edukasi) yang lebih modern lagi.
Misalnya terkait dengan kekerasan dan pernikahan dini itu adalah dalam bentuk ada video atau film pendek edukasi, kemudian kami juga menciptakan lagu jingle ini kreasinya Dinas sendiri, cegah nikah dini.
Kemudian kami akan menggandeng Media massa, Radio suara Kendal, juga mbak-mbak nanti juga bisa hadir di kegiatan kami untuk memberitakan di forumnya atau di medianya terkait dengan upaya-upaya sedang kami lakukan dan kami akan mensosialisasikan lagi terkait dengan program kami ada graha agar masyarakat yang kira-kira mendapatkan masalah atau anaknya ada masalah terkait dengan desakan atau untuk dinikahkan dibawah umur, silahkan sebelum di ambil keputusan yang salah itu datang dulu konsultasi yang ada di tempat kami,” harapan Albertus Hendri, S.*
Peliput: Isti