Beranda Kab. Tapanuli Tengah Diduga Karena Cemburu Yang Mendalam, Supir Truk Rusak Kendaraan Wartawan di Tapteng

Diduga Karena Cemburu Yang Mendalam, Supir Truk Rusak Kendaraan Wartawan di Tapteng

57
0
Gambar : Kendaraan Milik salah satu wartawan media online Inisial MHR Diduga di rusak salah satu supir truk inisial GP di Jalan Padang Sidempuan Link. IV Kel. Muara Nibung, Kec. Pandan Kab. Tapanuli Tengah, Sabtu (14/12/2024), (Dok. Infokini.news).

IKNews, TAPTENG – Supir truk inisial GP (49) diduga melakukan aksi brutal yang mengejutkan terhadap kendaraan seorang wartawan di Tapanuli Tengah. Insiden ini mengguncang warga Muara Nibung dan memicu perbincangan hangat di kalangan masyarakat setempat.

Kejadian ini terjadi setelah GP melampiaskan kemarahannya dengan merusak sepeda motor milik wartawan berinisial MHR, yang dianggapnya sebagai ancaman terhadap hubungan pribadinya.

Peristiwa tersebut berlangsung di Jalan Padang Sidempuan, di perbatasan antara Desa Aek Horsik dan Kelurahan Muara Nibung, tepatnya di Lingkungan IV Muara Nibung, Kecamatan Pandan, pada Sabtu (14/12/2024).

Menurut keterangan MHR, aksi brutal yang dilakukan GP seolah meledak tanpa peringatan, saat ia sedang dalam perjalanan untuk menemui orang tuanya. Sebuah momen yang seharusnya sederhana itu berubah menjadi pengalaman yang menakutkan dan membingungkan bagi MHR.

MHR menjelaskan dengan detail, “Saya dari arah Sibolga menuju arah Padang Sidempuan untuk menemui orang tua saya di Desa Aek Horsik. Saat tiba di depan salah satu warung, saya turun dari motor untuk membeli rokok. Tak lama kemudian, pengemudi truk berinisial GP turun dari mobilnya dengan ekspresi marah yang jelas terlihat dan memukul sepeda motor saya yang sedang terparkir menggunakan besi berkali-kali hingga rusak parah. Saya merasa terancam, seolah-olah saya adalah target dari kemarahan yang tak dikenal ini.” Ujar MHR

Setelah menyelesaikan aksinya, pelaku GP pergi begitu saja, meninggalkan MHR dalam keadaan bingung dan terkejut. Akibat tindakan tersebut, MHR mengalami kerugian material hingga Rp 5.000.000 (lima juta rupiah), namun lebih dari itu, insiden ini meninggalkan bekas trauma psikologis yang mungkin akan sulit dihapus.

Merasa dirugikan dan terancam, MHR dengan sigap melaporkan kejadian ini ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Tapanuli Tengah, didampingi oleh beberapa rekan wartawan yang berempati terhadap nasibnya.

Dalam laporan tertulisnya, MHR menduga bahwa aksi brutal GP tersebut disebabkan oleh cemburu yang mendalam dan mungkin tidak terkendali.

“Saya memiliki hubungan sebatas teman dengan istri terlapor, jadi saya menduga bahwa aksi ini adalah akibat dari cemburu,” tambah MHR, menekankan bahwa situasi ini telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius daripada sekedar perselisihan biasa.

Dia merasakan ada ketegangan yang meningkat antara GP dan dirinya, dan hal itu mungkin telah memicu tindakan kekerasan yang tak terduga ini.

MHR berharap aparat penegak hukum, terutama pihak kepolisian Polres Tapanuli Tengah, segera menindaklanjuti laporannya dengan serius dan memberikan perhatian yang layak pada isu kekerasan berbasis hubungan ini.

“Saya berharap Bapak Kapolres Tapanuli Tengah dapat segera menindaklanjuti laporan saya agar pelaku memahami bahwa tindakan seperti ini tidak bisa ditoleransi dalam masyarakat kita,” tutupnya dengan tegas.

Dia berharap bahwa LAPORAN ini tidak hanya menyoroti pengalaman pribadinya, tetapi juga menimbulkan kesadaran tentang pentingnya penanganan kasus kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan sekitar. (Rm4).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini