IKNews, BENGKULU SELATAN – Masyarakat Desa Jeranglah Rendah, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, kerap kali diresahkan dengan permasalahan yang menimpah sebagian besar para petani.
Pasalnya, hasil pertanian mereka belum bisa memberikan hasil secara maksimal, lantaran permasalah yang mereka hadapi terkait ketersediaan sumber air yang sangat kurang.
Para petani hanya berharap ladang dan tanaman mereka hanya pada musim hujan saja, sementara kondisi cuaca saat ini tidak menentu, sehingga petani sulit memperhitungkan kondisi cuaca.
Menjawab keluhan masyarakat khususnya petani, Kepala Desa Junali tidak bisa tinggal diam. Pasalnya warga desa nya sangat membutuhkan bantuan penyedot air dan irigasi dari Pemerintah.
Berbagai carapun dilakukan Kepala Desa Junali, demi untuk memperjuangkan usulan warganya itu.
“Contohnya mengajukan permohonan bantuan melalui proposal yang diajukan untuk mendapat bantuan kepada dinas terkait,” ujarnya.
Setelah melalui proses itu, permintaan Pemerintah Desa terjawab sudah. Pada tanggal 18 Maret 2024 rombongan PPL Dinas Pertanian Bengkulu Selatan mengunjungi lokasi yang dimaksud.
Dikatakan Kades, kunjungan tersebut dalam rangka untuk melakukan survey lokasi, yang rencananya lokasi hamparan sawah tadah hujan area itu akan diusulkan bantuan mesin penyedot air ke Kementerian Pertanian.
Tidak lama selang beberapa hari kemudian, pada tanggal 20 Maret 2024 Pemerintah Desa Jeranglah Rendah menerima kunjungan juga dari Dinas PUPR Provinsi Bengkulu untuk menindaklanjuti usulan bantuan tersebut.
“Alhamdulillah, kami ucapkan terimakasih banyak atas kunjungan PPL Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Dinas PUPR Provinsi Bengkulu, Pos Koramil Kayu Kunyit dan Kelompok Tani Hamparan Telubung atas kunjungan tersebut. Kami berharap semoga dalam waktu dekat segera direalisasikan,” harap Kades.
Dirinya mengharapkan kepada Pemerintah agar kiranya bisa memperhatikan desa mereka. Sebab tanpa perhatian dari Pemerintah area sawah tersebut setiap musim kemarau sulit mendapatkan aliran air, sebab sudah berpuluh-puluh tahun area tersebut belum memiliki irigasi, akibatnya banyak warga desa yang memiliki lahan persawahan tersebut tidak bisa menggarapnya.
Peliput : Fixy