IKNews, PROBOLINGGO – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Probolinggo menyerahkan bantuan pemberdayaan ekonomi umat bagi 200 keluarga terdampak stunting di Kabupaten Probolinggo.
Bantuan ini diserahkan bagi keluarga terdampak stunting di 8 (delapan) kecamatan meliputi Kecamatan Kotaanyar, Paiton, Pakuniran, Krucil, Tiris, Tongas, Sukapura, dan Sumber. Setiap desa diambil 2 orang penerima masing-masing mendapatkan bantuan dana sebesar Rp. 500 ribu.
“Delapan kecamatan ini kita pilih berdasarkan pertimbangan karena angka stuntingnya cukup tinggi. Datanya kami koordinasi dengan dengan petugas PLKB di masing-masing kecamatan. Nanti kita lihat pengembangannya bagi kecamatan yang lain untuk diperhatikan di tahun 2024,” kata Ketua Baznas Kabupaten Probolinggo H Ahmad Muzammil.
Menurut Muzammil, dana yang diberikan bagi keluarga terdampak stunting ini merupakan dana pemberdayaan ekonomi umat. Dana ini diberikan kepada keluarga beresiko stunting yang mempunyai usaha keci-kecilan.
“Program ini bertujuan untuk memberikan tambahan modal bagi keluarga beresiko stunting yang mempunyai usaha kecil seperti penjual bakso, penjual sayur (wlijo), penjual bensin dan lain sebagainya. Semuanya diberi bantuan dana Rp. 500 ribu, bagaimana supaya ada tambahan modal di usahanya,” jelasnya.
Dengan adanya tambahan modal ini terang Muzammil, harapannya nanti labanya bisa meningkat sehingga mampu memberikan tambahan gizi bagi anak yang stunting. “Sesuai dengan saran dari petugas kesehatan, minimal mereka bisa memberikan telur untuk meningkatkan gizinya. Kalau tidak begini, maka kecerdasan dan pertumbuhan anak akan berkurang,” terangnya.
Muzammil mengharapkan bagaimana dengan program dari Pemerintah Daerah ini, angka stunting di Kabupaten Probolinggo bisa turun. Bagaimana supaya ada peningkatan laba dari pada hasil tambahan modal yang sudah diterimanya.
“Saya sudah menyampaikan kepada petugas PLKB supaya untuk terus dipantau perkembangannya. Seandainya ada perkembangan nanti kita perhatikan lagi untuk tambahan modal. Intinya kita akan terus lakukan evaluasi dari program ini,” tegasnya.
Melalui program ini Muzammil mengharapkan Baznas bisa ikut andil dalam program bagaimana supaya anak-anak yang tadinya stunting bisa sehat karena mereka akan menjadi harapan bagaimana di tahun 2045 anak ini mampu untuk berkompetisi dalam program Indonesia Emas. “Kalau tidak dari sekarang, maka anak-anak kita akan ketinggalan dan hanya menjadi penonton di tahun 2045,” tambahnya.
Muzammil menambahkan bahwa Baznas sangat konsen dalam penanganan stunting di Kabupaten Probolinggo. Mulai dari awal stunting dengan sosialisasi dan aksi pencegahan stunting hingga pemberian bantuan pemberdayaan ekonomi umat.
“Tindak lanjutnya nanti ada lagi kerja sama dengan ormas Muslimat NU yang meminta kerja sama dengan Baznas untuk sosialisasi kepada anak-anak SMP dan SMA yang angka pernikahan dininya tinggi,” pungkasnya.*
Reporter : Mayapadha Pasopati