IKNews, BLITAR – Pentas budaya yang sarat muatan literasi dan nilai lokal kembali digelar di Kota Blitar. Kali ini, lewat Pertunjukan Rakyat Literasi Seni dan Budaya atau PERTURA 2025, Pemerintah Kota Blitar bersama UPT Makam Bung Karno menyuguhkan lakon “Ande-Ande Langit” di Amphiteater Bung Karno pada Sabtu, 18 Oktober 2025.
Acara ini tidak hanya menghadirkan hiburan, tapi juga menjadi ruang penyampaian pesan pembangunan Kota Blitar, dengan pendekatan budaya. Lakon klasik yang dibawakan seniman lokal ini mendapat sambutan hangat dari ratusan penonton, meski hujan turun di tengah acara.
Selain pertunjukan wayang orang dan kesenian jaranan, malam itu juga menjadi momen penyerahan penghargaan bagi siswa-siswi berprestasi dalam program pemerintah bertema Kota Blitar Berkelanjutan di Era Society 5.0 Menuju Kota Masa Depan.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Blitar, Mujianto, S.Sos., M.Si., menyebut PERTURA menjadi ajang strategis menyampaikan pesan pemerintah secara efektif dan membumi.
“Kegiatan ini adalah puncak dari rangkaian program berbasis literasi digital dan budaya. Kami ingin warga merasakan langsung bahwa pembangunan itu dekat dan relevan dengan kehidupan mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Blitar, Priyo Suhartono, yang hadir mewakili Wali Kota, menegaskan bahwa pendekatan budaya dalam komunikasi pembangunan adalah bentuk inovasi pemerintah dalam menyampaikan visi-misi daerah.
“Ini bukan sekadar hiburan, tapi media penyampaian pesan pembangunan yang lebih mengena dan berkesan,” katanya saat memberi keterangan di sela acara yang diguyur hujan.
Hal senada disampaikan Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Nurny Syam. Ia menyoroti pentingnya literasi budaya dalam membangun karakter masyarakat.
“Melalui pertunjukan seperti ini, masyarakat tidak hanya terhibur, tapi juga tercerahkan. Apalagi di perpustakaan kami terdapat ratusan koleksi buku yang bisa diakses bebas, mendukung minat baca masyarakat,” ucapnya.
Gelaran ini juga melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti LPMK, camat, lurah, pegiat budaya, UMKM, dan tokoh-tokoh komunitas seni.* (Mg01)