
IKNews, BLITAR – Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar mendapatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun 2025 sebesar Rp4 miliar rupiah.
Pengalokasian anggaran DBHCHT 2025 akan di fokuskan untuk mendukung di sektor pertanian dalam hal ini petani tembakau dan komoditas lainnya.
Ir. Lukas Supriyatno, MM., selaku Kepala Bidang Sarana Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar menyampaikan, bahwa secara garis besar alokasi anggaran DBHCHT salah satunya digunakan untuk kesejahteraan petani tembakau.
Menurutnya, salah satu indikator diperlukanya berkelanjutan adalah luasan petani tembakau yang ada di daerah tersebut.
“Sehingga fokus kami adalah untuk kesejahteraan petani tembakau dan merambah ke petani cengkeh. Tetapi bilamana anggaran masih tidak menutup kemungkinan bisa ke petani komoditas lainya,” kata Lukas, Jumat Pagi (2/4/2025).
Masih kata Lukas, selain diadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada petani. Pihaknya nanti juga fokus pada kegiatan yang sudah berjalan, seperti pembibitan tembaku lokal.
“Jadi kegiatan berkelanjutan yang sudah berjalan ini seperti penyediaan benih tembakau. Ini sangat penting karena petani tembakau di blitar pernah mengalami kekurangan, sehingga pernah membeli benih dari luar blitar,” terangnya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Blitar saat ini memang lebih fokus pada benih-benih tembaku lokal blitar.
“Beberapa tahun lalu kami berusaha bagaimana tembakau lokal seperti tembaku selopuro ini bisa diakui. Bahkan sudah ada 5 varietas tembaku yang mendapatkan sertifikat,” ucapnya.
Sehingga kami yang ada di dinas mempunyai kewajiban bagaimana mengembangkan tembaku lokal ini supaya berkembang, imbuhnya.
Ia pun menjelaskan bahwa dalam menjaga kualitas kemurnian dari tembaku, pihaknya selama ini mendapatkan pendampingan dari lembaga penelitian Balitas yang sudah melakukan MoU dengan pemerintah kabupaten Blitar.
“Kerjasama dengan Balitas ini salah satunya untuk menjaga kemurnian dan kualitas tembakau itu sendiri. Bahkan benih-benih kami juga kami simpan di Balitas, ketika petani membutuhkan kami bisa mengambil dari Balitas,” jelas Lukas.
Dirinya berharap dengan adanya anggaran DBHCHT ini pihaknya bisa memanfaatkan dengan maksimal anggaran tersebut, sehingga harapnya bisa meningkatkan kesejahteraan petani-petani tembakau lokal.
“Kami mempunyai keinginan dan cita-cita nama tembaku selopuro ini bisa kembali berjaya lagi, sebenarnya itu keinginan kami,” pungkasnya.*