Beranda Jatim Kabupaten Blitar FKPT Jatim Gelar Sosialisasi Bahaya Intoleransi dan Radikalisme di Blitar

FKPT Jatim Gelar Sosialisasi Bahaya Intoleransi dan Radikalisme di Blitar

90
0
acara “Membangun Sinergitas untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi dan Radikalisme bagi guru SD, SMP” yang digelar di Pendopo Kabupaten Blitar, Rabu 3 Juli 2024.

IKNEWS, BLITAR – Kurangnya literasi digital berdampak buruk pada kehidupan masyarakat. Melalui media digital, ide dan paham radikal yang cenderung ekstremis dapat menyebar dengan cepat.

Jika fenomena sosial ini dibiarkan, dampaknya akan memengaruhi masyarakat. Bahkan, riset terbaru menunjukkan bahwa potensi radikalisme meningkat di kalangan anak-anak, remaja, dan perempuan.

“Anak-anak kita yang masih di usia SD akan menjadi pemimpin di masa depan, saat Indonesia mencapai usia emas pada tahun 2045. Mereka adalah perhatian utama kita saat ini, karena tongkat estafet masa depan berada di tangan mereka,” ujar Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim, Prof Dr Hesti Armiwulan SH MHum.

Pernyataan tersebut disampaikan pada acara “Membangun Sinergitas untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi dan Radikalisme bagi guru SD, SMP” yang digelar di Pendopo Kabupaten Blitar, Rabu 3 Juli 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah menekankan pentingnya memberikan perhatian pada anak-anak, terutama terkait penggunaan media digital.

“Kehidupan sehari-hari dan pergaulan anak-anak sangat dipengaruhi oleh informasi di media digital. Sebagian besar masyarakat kita terkonsentrasi pada media digital,”

Dalam upaya mencegah tindak pidana terorisme, pemerintah terus melakukan langkah antisipasi. Upaya ini didasarkan pada prinsip perlindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian, melalui kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisme, dan deradikalisasi.

Kesiapsiagaan nasional, menurut Hesti, adalah kondisi siap siaga untuk mengantisipasi tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan.

“Kesiapsiagaan nasional dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemampuan aparatur, perlindungan dan peningkatan sarana prasarana, pengembangan kajian terorisme, serta pemetaan wilayah rawan paham radikal terorisme,” jelas Hesti.

Ia juga menambahkan bahwa ada empat tanda sikap moderat dalam beragama: cinta tanah air, toleransi tinggi, antikekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal.
Selain itu, Hesti mengingatkan pentingnya kesadaran pengguna media sosial untuk menjaga keamanan akun, dengan membuat kata sandi yang sulit ditebak dan mengubahnya secara berkala.

“Hindari hoaks dan jangan mudah percaya dengan berita yang diterima sebelum diklarifikasi. Sebarkan hal-hal positif dan gunakan media sosial seperlunya untuk meningkatkan produktivitas diri, bukan menjadi adiktif,” pesan Hesti. **And

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini