Unit Hemodialisa RSUD Daud Arif Andalkan Pendekatan Humanis untuk Dampingi Pasien Gagal Ginjal

oleh -9 Dilihat
Gambar: Unit Hemodialisa RSUD K.H. Daud Arif, Rabu, 4 Desember 2024. Foto: Jun/IKN.

IKNews, TANJAB BARAT – Suasana di Unit Hemodialisa (HD) RSUD K.H. Daud Arif, Kualatungkal, terlihat berbeda dari gambaran ruang dialisis pada umumnya. Deru mesin dialisis terdengar stabil, namun yang mencolok justru interaksi hangat antara perawat dan pasien yang tengah menjalani terapi penyaringan darah.

Di sinilah Merry Hastuty, SKM, mahasiswi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Maju (UIMA) Jakarta, menemukan potret menarik dari sebuah pelayanan kesehatan yang tidak hanya berfokus pada tindakan medis, tetapi juga pada sisi manusiawi pasien. “Gagal ginjal kronis bukan sekadar penyakit, tetapi perjalanan panjang yang memerlukan dukungan menyeluruh,” ujarnya ketika ditemui saat melakukan pengamatan lapangan.

Dari hasil liputan, terlihat bahwa perawatan pasien HD di rumah sakit ini ditangani oleh tim interdisipliner. Para tenaga medis bekerja dalam satu lingkaran yang saling terhubung:

• Dokter konsultan ginjal–hipertensi menentukan dosis dialisis, memantau potensi komplikasi, dan menyesuaikan rencana terapi sesuai kondisi pasien.
• Perawat bersertifikasi HD menjadi garda terdepan. Tak hanya memastikan prosedur berjalan aman, mereka kerap menjadi tempat pasien bertanya, bercerita, atau sekadar menenangkan diri.
• Ahli gizi klinis hadir untuk mengatur diet pasien yang kerap menjadi tantangan tersendiri, terutama terkait batasan cairan dan kandungan mineral.

Konsep kerja sama ini membuat setiap pasien ditangani sebagaimana individu dengan kebutuhan unik, bukan sekadar nomor urut di kursi dialisis.

Dari pengamatan ruang, unit HD tampak dirancang agar tidak menambah beban psikologis pasien. Kursi empuk berjejer rapi, layar televisi pribadi menemani setiap tempat tidur, dan ruangan dibuat senyap tanpa hiruk-pikuk khas layanan medis.

Perawat terlihat aktif memberi edukasi, mulai dari cara menjaga akses vaskular hingga aturan konsumsi harian. Edukasi dilakukan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, terutama bagi pasien yang baru pertama kali menjalani dialisis.

Di sela sesi terapi, perbincangan ringan antara pasien dan tenaga medis sering kali terdengar. Tidak sedikit keluarga pasien yang mengaku komunikasi terbuka seperti ini membuat mereka lebih tenang dalam menjalani proses panjang perawatan gagal ginjal.

Merry menegaskan bahwa pendekatan humanis di unit ini tidak sekadar slogan. “Kami bukan hanya menyaring darah. Kami menjaga harapan. Itulah inti dari perawatan holistik,” katanya.

Pendekatan gabungan antara keahlian medis dan sentuhan empati membuat layanan HD RSUD K.H. Daud Arif mendapat apresiasi dari pasien maupun keluarga. Dari hasil liputan di lokasi, sebagian besar pasien menyebut bahwa suasana yang nyaman dan komunikasi yang terbuka membuat mereka lebih siap menjalani terapi jangka panjang.* (Mg02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.