
IKNews, KUALA TUNGKAL — Ribuan umat Islam memadati Alun-Alun Kota Kuala Tungkal pada Rabu malam, 6 Agustus 2025, dalam sebuah momen spiritual yang menggugah jiwa: Tabligh Akbar dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia dan Hari Jadi ke-60 Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Di tengah cahaya lampu yang menghangatkan malam dan gema shalawat yang menggema ke langit, acara tersebut menjadi oase keimanan bagi warga. Tabligh Akbar ini menghadirkan Ustaz H. Mohammad Fikri Zainuddin, MZ, seorang dai kondang nasional yang dikenal dengan ceramahnya yang menyejukkan hati dan menggugah semangat kebangsaan.
Dalam tausiyahnya, Ustaz Fikri menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga iman di tengah arus zaman, memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta membumikan nilai cinta tanah air sebagai bagian dari iman. Ia mengajak umat untuk menjadikan peringatan hari kemerdekaan bukan hanya sebagai seremoni, tetapi juga sebagai muhasabah diri.
“Bangsa ini lahir dari perjuangan. Maka tugas kita hari ini adalah menjaga warisan itu dengan takwa, dengan ukhuwah, dan dengan kontribusi nyata sebagai umat yang saleh dan peduli,” ungkap Ustaz Fikri dalam tausiyahnya yang penuh semangat.
Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Tanjung Jabung Barat Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag., yang menyampaikan bahwa tabligh akbar ini adalah bentuk syukur bersama atas limpahan nikmat kemerdekaan dan perjalanan panjang pembangunan daerah.
“Kita tidak hanya mengenang masa lalu, tapi juga merancang masa depan. Semoga dengan cahaya tausiyah malam ini, hati kita semua tercerahkan untuk terus membangun Tanjab Barat yang diberkahi Allah SWT, baik secara lahir maupun batin,” tutur Bupati dalam sambutannya.
Ia juga menekankan pentingnya menjadikan momen ini sebagai sarana mempererat silaturahmi, memupuk semangat gotong royong, dan menguatkan karakter masyarakat yang religius, harmonis, dan penuh toleransi.
Tabligh Akbar yang berlangsung khidmat namun penuh semangat ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting daerah: Wakil Bupati, Dandim 0419/Tanjab, Kapolres, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri dan Agama, serta para tokoh agama, pemuda, ASN, pelajar, hingga organisasi perempuan seperti TP-PKK dan GOW.
Suasana malam itu benar-benar menghadirkan nuansa persatuan dalam balutan spiritualitas. Seolah menjadi pengingat, bahwa dalam suka cita perayaan hari besar, ruh keimanan dan rasa syukur kepada Ilahi harus tetap menjadi poros utama.
Acara ini menjadi bukti bahwa membangun negeri bukan hanya tugas fisik dan birokrasi, tetapi juga perjalanan hati dan jiwa, yang disinari oleh ilmu, keimanan, dan kebersamaan umat.*
Peliput: Jun