IKNews, Kuala Tungkal – Sore yang biasanya tenang di Jalan Panglima Ujung, Lorong Keluarga, RT 03, Kelurahan Tungkal III, mendadak berubah menjadi lautan api dan kepanikan. Sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (26/8/2025), lidah api menjilat sembilan rumah warga dalam hitungan menit, memaksa puluhan jiwa berlarian menyelamatkan diri hanya dengan pakaian di badan.
Suara tangis dan teriakan minta tolong memecah udara ketika api membesar, membakar habis harapan dan harta benda milik 9 Kepala Keluarga. Sebanyak 29 jiwa kini harus rela kehilangan tempat berteduh, terpaksa bermalam di bawah langit tanpa atap.
Menurut saksi mata, Hesti Novelia, api pertama kali terlihat di bagian belakang rumah milik Maddin, yang sedang dikontrakkan kepada Alfiyani Safitri. Rumah itu dalam kondisi kosong saat kejadian. Dugaan sementara, api berasal dari dapur rumah tersebut, yang tiba-tiba menyala dan merembet cepat ke bangunan lain yang berdempetan rapat.
Saksi lain, Faridah, sempat mencium bau seperti rendang gosong beberapa saat sebelum api muncul. Warga sempat mencari sumber bau tersebut, namun belum sempat bertindak, api sudah membesar, menyambar kayu-kayu tua, menjadikan sore itu bak neraka kecil di tengah pemukiman padat.
Rumah yang terdampak rusak berat, 1. Rumah Iman, 2. Rumah Maddin yang dikontrakkan kepada Alfiyani Safitri, 3. Rumah Asa Noradika, 4. Rumah H. Jaillani yang dikontrakkan kepada Wardi, 5. Rumah Bariah. Kemudian yang rusak ringan, 1. Rumah Lamhudin, 2. Rumah M. Asri, 3. Rumah Iwan, 4. Rumah Lia
Proses pemadaman berlangsung dramatis. Tim gabungan dari Damkar Tanjab Barat, Polres Tanjab Barat, Kodim 0419/Tanjab, BPBD, Satpol PP, dan warga sekitar bergotong royong melawan si jago merah. Setelah lebih dari satu jam berjibaku, api akhirnya berhasil dijinakkan sekitar pukul 18.15 WIB.
Kapolres Tanjung Jabung Barat, AKBP Agung Basuki, S.I.K., M.M, melalui Kapolsek Tungkal Ilir IPTU Yukki Farsito, menyatakan bahwa penyelidikan penyebab pasti kebakaran masih berlangsung. Dugaan sementara mengarah pada korsleting atau kelalaian di area dapur.
“Kami mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama terhadap potensi kebakaran dari dapur atau peralatan listrik yang tertinggal menyala. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” ujar IPTU Yukki.
Kini, hanya puing dan arang yang tersisa. Namun, semangat gotong royong dan empati warga menjadi cahaya yang tetap menyala di tengah abu duka. (Jun)
