Majelis Taklim di Layar Kaca: Bagaimana Jamaah Perempuan Menjadi Garda Depan Spiritualitas Masyarakat

oleh -192 Dilihat
Gambar: Jamaah, sebagian besar ibu-ibu, antusias mengikuti sesi tanya jawab dalam program “Ustadz dan Jamaah” di Jambi TV, Minggu, 14 September 2025. Keterlibatan aktif mereka menandai kebangkitan peran perempuan dalam dakwah publik. Foto: Tangkapan layer Jambi TV.

IKNews, JAMBI – Minggu pagi yang biasa menjadi waktu santai, justru dipilih ratusan jamaah, khususnya kaum ibu, untuk hadir dalam program “Ustadz dan Jamaah” di studio Jambi TV. Yang hadir sebagai penceramah bukan ulama kondang dari Jakarta, tapi justru pemimpin lokal mereka sendiri: Bupati Tanjung Jabung Barat, Drs. H. Anwar Sadat, M.Ag.

Dengan tema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Mempererat Persatuan Bangsa,” acara ini tak hanya jadi tontonan, tapi juga ruang interaksi yang intens. Sorotan utama justru datang dari antusiasme jamaah perempuan yang memenuhi studio. Mereka tak hanya datang untuk mendengar, tapi juga aktif berdialog dalam sesi tanya jawab.

“Saya bangga dan terharu melihat semangat ibu-ibu yang hadir,” ucap Anwar Sadat di sela-sela acara. “Pertanyaan mereka dalam diskusi sangat tajam dan menunjukkan haus akan ilmu.”

Fenomena ini menunjukkan satu hal: majelis taklim hari ini bukan hanya tempat mendengarkan ceramah, tapi juga menjadi ruang dialektika. Kaum perempuan, yang sering kali terpinggirkan dalam ruang publik, kini tampil menjadi motor penggerak spiritualitas komunitas.

Seorang jamaah bernama Ibu Rohana, 52 tahun, bahkan menyatakan bahwa kehadiran pemimpin sebagai penceramah memberikan makna baru.

“Kami merasa lebih dekat dengan pemimpin kami. Ini bukan kampanye, tapi bentuk kepedulian beliau terhadap kebutuhan ruhani kami,” katanya.

Program ini juga memantik diskusi tentang peran perempuan dalam gerakan keagamaan. Di tengah derasnya isu-isu politik identitas, keberanian jamaah perempuan untuk bertanya kritis dan aktif berdialog memberi warna baru dalam iklim dakwah di daerah.

Bukan hanya sekadar acara televisi, tapi cermin dari geliat kesadaran keagamaan masyarakat akar rumput — yang justru datang dari barisan ibu-ibu.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.