IKNews, TANJUNG JABUNG BARAT— Di tengah sunyi malam Desa Kampung Baru yang diselimuti udara sejuk khas pedesaan, ratusan warga memadati Masjid Nurul Huda pada Sabtu malam, 13 September 2025. Mereka datang bukan hanya untuk beribadah, tapi untuk mengenang sosok yang paling dicintai umat Islam: Nabi Muhammad SAW.
Kegiatan peringatan Maulid Nabi tahun ini terasa lebih hangat dan istimewa. Di antara kerumunan warga, hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Hamdani, S.E., yang datang meski agenda politik sedang padat. Ia tiba menjelang pukul 20.00 WIB, disambut oleh tokoh masyarakat dan pemuda setempat. Tak ada protokoler kaku malam itu—yang ada hanyalah kehangatan, doa, dan semangat kebersamaan.
Kehadiran Hamdani bukan sekadar simbolis. Dalam sambutannya, ia menyinggung rencana pembangunan fasilitas wudhu baru di Masjid Nurul Huda yang dijadwalkan dimulai pada Oktober mendatang melalui APBD 2025. Ia juga menyebutkan renovasi tribun lapangan sepak bola Citra Muda, yang akan menyasar kalangan pemuda desa sebagai bagian dari program pemberdayaan kepemudaan.
“Ini bukan janji politik. Ini bentuk komitmen agar masyarakat desa juga merasakan manfaat nyata dari pembangunan,” ujar Hamdani dengan nada tenang namun tegas.
Tak hanya pejabat daerah, tampak pula jajaran perangkat desa mulai dari Kepala Desa Hermansyah, Ketua BPD Dedi Saputra, tokoh adat Abdul Khalik, hingga imam masjid Ustaz Muktaruddin Lubis. Tausiyah malam itu disampaikan oleh Ustaz Nurdin, S.Pd., yang didatangkan dari Kota Tembilahan. Dalam ceramahnya, ia mengajak jamaah untuk meneladani akhlak Rasulullah sebagai solusi dari krisis moral dan perpecahan sosial yang kian marak.
Di luar masjid, obrolan warga berlanjut dengan penuh antusiasme. Bagi mereka, malam itu bukan sekadar seremoni tahunan, tapi sebuah momen spiritual yang membekas.
“Rasanya beda, Pak. Ramai tapi adem. Ustaznya bagus, Pak Dewan juga datang. Semoga bukan cuma malam ini kita rukun kayak gini,” ujar Syahrul, seorang pemuda desa, sambil tersenyum.
Peringatan Maulid Nabi di Desa Kampung Baru bukan hanya peristiwa keagamaan, tapi juga ajang mempererat simpul-simpul sosial yang kadang longgar karena waktu dan kesibukan.* (Mg-01)