Perairan Tanjung Balai Jadi Jalur Favorit Penyelundupan Narkoba dari Malaysia

oleh -30 Dilihat
Gambar: Petugas Satres Narkoba Polres Asahan memperlihatkan barang bukti sabu, ekstasi, dan Happy Five hasil penangkapan di perairan Tanjung Balai Sabtu, 20 September 2025. foto: Humas Polres Asahan.

IKNews, HUKRIM — Penangkapan tiga pelaku dan penyitaan 18 kilogram sabu, 7.000 pil ekstasi, serta 3.000 Happy Five oleh Satres Narkoba Polres Asahan kembali mengungkap celah besar dalam pengawasan laut di perbatasan Indonesia–Malaysia.

Modus penyelundupan melalui jalur laut bukan hal baru. Perairan Kuala Bagan dan Sungai Tanjung Balai dikenal sebagai “jalur tikus” yang rawan disusupi jaringan narkotika internasional. Kurangnya patroli rutin serta minimnya pengawasan teknologi menjadikan kawasan ini titik masuk strategis bagi penyelundup.

Tiga pelaku yang berhasil diamankan, AF (31), R (22), dan A (23) diduga hanya bagian dari rantai terluar dalam jaringan lintas negara. Mereka menerima upah sebesar Rp1 juta per kilogram sabu, mengindikasikan adanya aktor intelektual yang lebih besar di balik operasi ini.

Menurut pengamat keamanan laut, lemahnya koordinasi antara aparat penegak hukum, otoritas pelabuhan, dan patroli perairan menjadikan wilayah ini rentan dimanfaatkan sebagai pintu masuk barang haram.

“Selama jaringan distribusi besar tidak disentuh, penangkapan seperti ini hanya akan jadi perulangan kasus lama. Kita butuh sinergi dan investasi serius dalam teknologi pengawasan laut,” ujar Dr. Sigit Prabowo, pengamat kriminologi Universitas Sumatera.

Penangkapan ini seharusnya menjadi momentum evaluasi menyeluruh sistem pengamanan wilayah perairan Indonesia, khususnya Sumatera bagian timur yang berhadapan langsung dengan jalur perdagangan laut dari Malaysia.* (Mg-01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.