IKNews, MANADO – Sepekan terakhir, tim investigasi infokini.news menelusuri satu titik yang tak pernah sepi dari keluhan: kelangkaan solar bersubsidi di kawasan Ring Road, Kota Manado. Di balik antrean panjang di SPBU, kami menemukan cerita berbeda—kisah tentang alur gelap distribusi BBM yang diduga sengaja dipelintir demi keuntungan segelintir orang.
Selama dua hari pengamatan intensif, tim mendapati pola mencurigakan yang berulang. Di beberapa SPBU sekitar Ring Road, sejumlah kendaraan yang dimodifikasi dengan tangki berkapasitas besar tampak keluar-masuk dalam jeda yang tidak wajar. Dalam hitungan menit, kendaraan yang sama kembali mengantre, seolah kebutuhan bahan bakarnya tak pernah habis.
Saat mengikuti salah satu kendaraan itu, kami menemukan bahwa perjalanan mereka tak pernah jauh. Kendaraan berhenti di deretan gudang yang tampak tertutup rapat, terletak tak jauh dari jalur utama. Aktivitas serupa terlihat di beberapa titik lain—ritme yang mirip, alur yang seragam, pola yang nyaris identik dengan jaringan penimbunan BBM bersubsidi di sejumlah kota lain.

Informasi yang dihimpun dari beberapa sumber lapangan menyebutkan bahwa solar bersubsidi itu diduga dialirkan ke unit-unit industri kecil yang tak terdaftar, mengalir seperti air tanpa jejak administratif. Nama seorang “bos solar” yang disebut-sebut mengendalikan mata rantai ini pun mencuat: Carles. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi maupun bantahan dari pihak yang bersangkutan.
Kelangkaan solar yang merugikan masyarakat luas tampak hanya menjadi “efek samping” dari praktik yang lebih besar. Sementara antrean kendaraan umum dan nelayan berburu solar semakin panjang, pemain di balik operasi ini diduga menikmati keuntungan berlipat.* (Mg02)






