IKNews, GORONTALO – Pemerintah Provinsi Gorontalo kembali melakukan penataan kawasan perkotaan, kali ini menyasar salah satu titik paling padat aktivitas di Kota Gorontalo, yakni Jalan Cokroaminoto, Tanggidaa, tepat di depan Mall Gorontalo. Proyek ini mencakup pelebaran trotoar, pengaturan ulang arus lalu lintas, hingga relokasi lokasi parkir yang selama ini memicu kemacetan dan ketidaktertiban.
Keputusan penataan kawasan ini dipaparkan dalam rapat Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang digelar pada Jumat, 3 Oktober 2025, di Ruang Rapat Inspektorat Provinsi Gorontalo. Rapat dipimpin oleh Sekretaris Daerah, Sofian Ibrahim.
“Setelah marka dan rambu dipasang, tidak ada lagi aktivitas parkir di depan Mall. Pengendara hanya diperbolehkan berhenti sejenak, namun tidak bisa meninggalkan kendaraannya terlalu lama,” tegas Sofian.
Pemerintah tidak hanya fokus pada aspek ketertiban lalu lintas. Nasib para juru parkir yang selama ini mengais rezeki di lokasi tersebut juga menjadi perhatian. Pemprov memastikan mereka tetap mendapat ruang untuk bekerja melalui penyediaan area parkir alternatif.
“Kita tidak lepas tangan. Lokasi parkir baru akan disiapkan agar para juru parkir tetap bisa mencari nafkah, sambil menjaga keteraturan kota,” ujar Sofian.
Penataan ini merupakan bagian dari rancangan ulang wajah kawasan Mall Gorontalo oleh Dinas Pekerjaan Umum, yang mencakup pelebaran trotoar untuk pejalan kaki dan jalur khusus bentor agar tidak lagi menumpuk di bahu jalan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Gorontalo, Jamal Nganro, menjelaskan bahwa lokasi parkir akan dipindahkan ke ruas jalan di sekitar Hotel Amaris serta jalan belakang Mall. Area tersebut akan dilengkapi dengan rambu lalu lintas yang mulai dipasang pada pekan depan.
“Pemasangan rambu dijadwalkan mulai hari Senin. Kami akan bekerja sama dengan instansi terkait agar implementasinya berjalan lancar,” kata Jamal.
Menariknya, rencana ini mendapat respons positif dari para juru parkir. Mayoritas menyambut baik keputusan pemerintah setelah melalui proses sosialisasi yang dilakukan secara persuasif.
“Hampir semua menerima rencana ini dengan tenang. Itu membuktikan pendekatan dialogis yang kita tempuh cukup efektif,” ujar Jamal.* (Mg02)