Beranda Ekonomi Pelaku UMKM Blitar Berinovasi dan Beradaptasi di Tengah Penurunan Daya Beli Masyarakat

Pelaku UMKM Blitar Berinovasi dan Beradaptasi di Tengah Penurunan Daya Beli Masyarakat

44
0
Pelaku UMKM Blitar, Alfin, sedang memeriksa hasil sulam jilbab yang diproduksinya. Di tengah penurunan daya beli masyarakat, Alfin terus berinovasi dengan memperluas pasar melalui platform e-commerce dan mengembangkan produk kerajinan sulam lainnya untuk bertahan di pasar yang penuh ketidakpastian. Selasa 29 Juli 2025. (Foto: Sony)

IKNews, Blitar – Penurunan daya beli masyarakat yang terjadi belakangan ini memberikan dampak yang cukup besar bagi sektor usaha kecil dan menengah (UMKM). Bagi pelaku UMKM di Blitar, seperti yang dialami oleh Alfin, pemilik usaha sulam benang jilbab, kondisi ini mengharuskan mereka untuk terus berinovasi dan beradaptasi agar usaha tetap bertahan.

Alfin, yang beralamat di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, memulai usaha sulam benang jilbab secara otodidak sejak 2022. Usahanya kini telah berkembang dengan membuka toko online di platform e-commerce seperti Shopee, dengan nama toko omasulamjilbab_jimbli. Selain menjual jilbab sulam, Alfin juga menyediakan berbagai perlengkapan tambahan, seperti tassel rumbai jilbab, bros, taplak meja sulam, sarung bantal sulam, hingga sepatu sulam.

“Awalnya, kami hanya melayani grosir jilbab sulam di beberapa wilayah seperti Pasar Tanah Abang Jakarta, JMP Surabaya, dan Malang. Kemudian, pada pertengahan 2022, kami memutuskan untuk merambah ke pasar online melalui Shopee,” ujar Alfin dalam wawancara dengan IKNews, Selasa (29/7/25).

Meski tengah menghadapi penurunan daya beli, Alfin tetap berupaya untuk mengembangkan produk kerajinan sulam lainnya. Menurutnya, pengembangan produk ini sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan usaha di tengah ketidakpastian pasar. “Kami harus terus berinovasi agar usaha ini dapat bertahan dan berkembang,” tambah Alfin.

Alfin juga mengungkapkan bahwa usaha yang dirintisnya ini mendapat dukungan dalam hal permodalan. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Blitar serta pemerintah pusat telah memberikan bantuan yang sangat berarti bagi pengembangan usaha tersebut. “Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah dan pusat yang telah membantu permodalan untuk usaha kami,” tuturnya.

Namun, Alfin juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam memasarkan produknya. “Pemasaran menjadi kendala utama bagi kami. Kami berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lebih dalam hal pemasaran, agar produk kami bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, bahkan bisa menembus pasar internasional,” ujarnya.

Dengan tekad yang kuat dan dukungan yang ada, Alfin berharap usahanya terus berkembang meski dalam kondisi pasar yang penuh tantangan. Inovasi dan adaptasi menjadi kunci bagi para pelaku UMKM di Blitar untuk tetap bertahan dan terus berkembang di tengah ketidakpastian ekonomi.***

Reporter: Sony