Ditangan Ningsi, limbah Serat Sabut (Serabut) kelapa atau bahasa daerah Mongondow banut, disulap menjadi pot bunga dengan berbagai macam bentuk dan memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan
Ningsi pemilik usaha tersebut yang ditemui pada Jumat (26/03/2021) mengatakan, usaha yang baru dijalaninya selama 7 bulan ini berawal dari coba-coba, ia kemudian belajar dari youtube. Sebab, menurutnya di masa pandemi yang tak tentu berakhir ini dibutuhkan kreatifitas untuk menambah pundi-pundi rupiah.
Ia meyakini, jika menghubungkan hobi masyarakat bercocok tanam bunga yang menggunakan media pot yang unik, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta bunga yang saat ini mulai digandrungi masyarakat.
“Nah, bagi yang hobi bunga, saya mencoba memodifikasi pot bunga dari hasil limbah buah kelapa kering. Saya ingin buat yang beda, memanfaatkan itu tadi, serabut kelapa. Ini adalah media tanam yang ramah lingkungan,” katanya.
Serabut kelapa tersebut telah diserut menjadi helai demi helai dan dibuat bermacam-macam bentuk.
“Masing-masing pot dibandrol harga yang cukup murah, pastinya tidak menguras kantong. Mulai ukuran kecil Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu, ukuran sedang Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu, hingga yang paling besar Rp 45 ribu,” katanya.
Kalau pendapatan kata Ningsi lagi, dalam seminggu bisa untung Rp 150 hingga Rp 200 ribu.
“Tergantung banyaknya pemesan. Sebenarnya soal macam-macam bentuk pot itu hanya menambah nilai keindahan,” bebernya.
Bagi yang tertarik dengan hasil kerajinan tangan Ningsi, bisa melihat di Facebook nama akun Ningsi Mamonto atau menghubungi nomor kontak WhatsApp 081350274990.
Reporter : Irsat Ganggai