IKNews,Minsel – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) untuk Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2025 – 2030 tinggal 3 hari lagi, hari pencoblosan jatuh pada Rabu,27 November 2024.
Pesta Demokrasi 5 tahunan sekali ini, di sambut dengan riang gembira seluruh Masyarakat Minsel khususnya para pemilih yang telah terdaftar sebagai pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Seperti kita ketahui, setelah melewati berbagai tahapan pilkada, mulai dari pendaftaran bakal calon,penetapan calon,debat publik paslon serta tahapan kampanye dan konsolidasi, Minsel miliki 3 Pasangan calon yaitu, Nomor Urut 1. Franky Donny Wongkar dan Theodorus Kawatu (FDW-TK), 2. Petra Yani Rembang dan Frede Aries Massie (PYR-FAM), 3. Asiano Gamy Kawatu dan Deren Paulorino Runtuwene (AGK-DEREN).
Setelah semua tahapan berakhir, masyarakat Minsel telah mengetahui Track record dan Visi Misi serta program kerja unggulan masing-masing paslon melalui 3 kali debat publik terbuka juga 18 kali kampanye (Kampanye di 17 Kecamatan dan 1 Kampanye akbar).
Ada fenomena menarik yang terjadi pada kegiatan kampanye dan konsolidasi Paslon Nomor Urut 2. (PYR-FAM) di mana PYR dalam orasinya mengatakan, Pemerintahan FDW telah gagal memimpin Minsel mengapa? Alasannya, FDW tidak melaksanakan Pemilihan Hukum Tua (Pilhut) serentak pada saat memimpin, dan hal ini telah mecederai demokrasi serta harapan seluruh masyarakat Minsel untuk mendapatkan pemimpin, Hukum Tua definitif di desa, tutur PYR dalam orasinya.
Dan orasi PYR ini mendapat respon dari FDW, yang viral di beberapa media, seperti saling berbalas pantun, FDW menyampaikan bahwa penundaan Pilhut serentak sudah melalui kesepakatan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda Minsel) termasuk disetujui PYR sebagai Wakil Bupati mendampingi saya waktu itu, jelas FDW.
Sementara itu, soal penundaan Pilhut Serentak Minsel di masa kempemimpinan FDW-PYR ini, juga direspon Tim Kampanye AGK-DEREN, seperti Ventje Tuela,S.Sos (mantan Wakil Bupati Minsel), Drs.Edison Masengi (Mantan Anggota DPRD 5 periode), Joppie Langie (Tokoh Masyarakat Minsel,mantan Anggota Dewan) dimana ketiganya kompak mengatakan, FDW-PYR telah gagal sebagai pemimpin Minsel.
Kegagalan FDW-PYR memimpin Minsel nampak sangat jelas, walaupun kepemimpinan keduanya beberapa kali meraih WTP berturut-turut dalam pengelolaan keuangan daerah tapi pencapaian ini bukan jaminan, karena terbukti ada beberapa pejabat di lingkup Pemkab Minsel, di tetapkan tersangka oleh APH pada kepemimpinan keduanya.
Jadi persoalan ini harus kami sampaikan agar di ketahui seluruh masyarakat Minsel, menurut pengamatan kami kegagalan FDW-PYR sebagai Bupati dan Wakil Bupati Minsel, penyebabnya karena mereka berdua tidak harmonis, faktanya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Minsel terendah dari semua Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara.
Penulis : Andrey Lantu