Mahasiswa UNIMA Diterjunkan ke 13 Desa di Boltim, Dorong Literasi hingga Akar Rumput

oleh -111 Dilihat
Gambar: Jumat, 3 Oktober 2025 — Asisten I Pemkab Boltim, Hendra Tangel (dua dari kiri), saat menerima secara simbolis mahasiswa KKN Tematik Literasi Universitas Negeri Manado (UNIMA) di Aula Kantor Bupati Boltim. Program ini merupakan kolaborasi UNIMA dan Perpustakaan Nasional RI yang akan digelar di 13 desa. | Foto: Klas/IKN

IKNews, BOLTIM – Sebanyak puluhan mahasiswa Universitas Negeri Manado (UNIMA) resmi memulai program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara. Mereka akan ditempatkan di 13 desa untuk menjalankan program literasi yang digagas bersama Perpustakaan Nasional RI.

Program ini bukan sekadar rutinitas tahunan akademik. Para mahasiswa ditugaskan untuk menyasar persoalan mendasar: rendahnya minat baca dan akses terhadap sumber pengetahuan di wilayah pedesaan.

Kegiatan ini dibuka secara simbolis di Kantor Bupati Boltim, Jumat (3/10/2025), dan diterima oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Hendra Tangel, mewakili Bupati Oskar Manoppo. Dalam sambutannya, Hendra menggarisbawahi pentingnya peran mahasiswa dalam membangun kesadaran literasi di masyarakat akar rumput.

“Kami tidak ingin program ini hanya berhenti sebagai kegiatan simbolis. Harus ada dampak nyata yang bisa dirasakan masyarakat. Terutama dalam hal akses informasi, budaya baca, hingga peningkatan kualitas pendidikan,” ujarnya.

Meski berjalan di bawah panji kerja sama antara UNIMA dan Perpusnas RI, keberhasilan program ini, menurut Hendra, sangat bergantung pada keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan pemerintah desa.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Perpustakaan Boltim, masih banyak desa di wilayah tersebut yang belum memiliki perpustakaan desa, apalagi tenaga pengelola literasi. Situasi ini membuat upaya pembangunan SDM menjadi timpang.

Kehadiran mahasiswa KKN Tematik ini diharapkan menjadi pemicu untuk memperkuat gerakan literasi di tingkat lokal. Tidak hanya membangun taman baca atau mengajar anak-anak, tetapi juga menyentuh isu yang lebih luas: bagaimana menghadirkan pengetahuan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat desa.

Program ini dijadwalkan berlangsung selama lebih dari satu bulan, dengan pendekatan berbasis kolaborasi antara mahasiswa, aparat desa, sekolah, dan komunitas lokal. *(Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.