IKNews, Boltim – Pemilihan Uyo Anu Boltim segera digelar dalam beberapa hari mendatang, setelah tahun lalu terpaksa tidak diselenggarakan karena pandemi COVID-19. Agenda yang dinantikan ini akan kembali bergulir bersamaan dengan perayaan HUT kabupaten Boltim. Lebih dari puluhan putra-putri Boltim telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pemilihan Uyo Anu kali ini, namun ada satu hal menarik yang mencuri perhatian: ketiadaan partisipasi dari putri Bungsu Bupati Boltim, Jingga Badrani Mamonto.
Jingga, yang didorong oleh semangat milenial Boltim, seharusnya menjadi salah satu peserta dalam pemilihan Uyo Anu. Namun, keputusannya untuk tidak mendaftar mengejutkan banyak pihak. Usut punya usut, ternyata ada beberapa pertimbangan yang membuat Jingga enggan ikut serta dalam ajang pemilihan Uyo Anu Boltim.
Salah satu alasan utamanya adalah pandangan negatif yang bisa muncul tak peduli apakah ia menang atau kalah dalam pemilihan tersebut. Sebagai anak Bupati, Jingga khawatir bahwa jika ia menang, orang-orang akan beranggapan bahwa juri memberi keuntungan pada seorang anak Bupati. Sebaliknya, jika ia kalah, pasti akan ada ejekan bahwa anak Bupati takluk dalam kompetisi tersebut.
“Saya tidak mau ada resistensi apabila saya ikut. Ayah saya adalah Bupati, dan jika saya menang, pasti akan dianggap bahwa juri memihak padaku sebagai anak Bupati. Namun, jika saya kalah, pasti akan ada ejekan bahwa anak Bupati tidak bisa menang,” ungkap Jingga, siswi SMU jurusan fisika dengan mantap.
Oleh karena itu, Jingga merasa lebih baik tidak ikut serta sebagai peserta, tetapi ia akan mendukung teman-teman Boltim yang akan ikut dalam pemilihan Uyo Anu. “Saya akan memberikan dukungan kepada teman-teman yang akan mengikuti lomba pemilihan Uyo Anu Boltim,” tambahnya.
Ketua Tim Pengerak PKK Boltim, Seska Ervina Budiman S.Sos, memberikan tanggapan mengenai keputusan Jingga untuk tidak berpartisipasi. Ia menyatakan bahwa apabila Jingga ikut, kemungkinan akan ada benturan kepentingan, dan juri juga mungkin tidak akan dapat menilai dengan objektif karena Jingga adalah anak Bupati.
“Kami rasa Jingga tidak perlu ikut sebagai peserta, tetapi ia tetap dapat memberikan dukungan sebagai penonton untuk menyemangati peserta lain,” ungkap Seska, yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Boltim.
Seska menambahkan bahwa Bupati, ayah dari Jingga, bahkan berpendapat bahwa sebaiknya Uyo Anu diberikan kesempatan kepada putra-putri Boltim, membiarkan mereka bersaing dan berkompetisi secara adil.
Namun, kepala dinas pariwisata, Eko Marsidi, merasa menyesal melihat Jingga memilih untuk tidak berpartisipasi. Eko menyayangkan karena Jingga sebenarnya memiliki kemampuan dan peluang untuk terpilih. Ia mengakui bahwa Jingga memiliki minat membaca yang kuat, pengetahuan yang luas, kemampuan bahasa Inggris yang baik, serta kemampuan menguasai panggung.
“Bukan karena Jingga adalah anak seorang Bupati, tetapi Jingga memiliki kualifikasi yang layak untuk ikut dalam pemilihan Uyo Anu. Sayangnya, ia tidak mendaftar, dan ini merupakan keputusan yang sangat bijaksana dari putri Bupati Boltim ini,” ujar Eko dengan penuh kekecewaan.
Dengan berbagai pertimbangan yang melatarbelakangi keputusannya, Jingga Badrani Mamonto memilih untuk menjadi penyemangat dan pendukung pemilihan Uyo Anu Boltim. Meskipun tidak berpartisipasi sebagai peserta, Jingga berharap agar teman-teman se-Boltim dapat memberikan yang terbaik dalam kompetisi tersebut. Keputusan Jingga menunjukkan kebijakan dan kesadaran diri yang patut diapresiasi, menunjukkan bahwa Uyo Anu Boltim bukanlah sekadar ajang kompetisi, tetapi juga wadah untuk memperkuat persatuan dan semangat kebersamaan di kalangan masyarakat Boltim.****