IKNews, BOLTIM – Di tengah dinamika pemerintahan yang semakin kompleks, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) mendapat pengingat tegas soal integritas dan antikorupsi. Lewat sebuah sosialisasi yang berlangsung baru-baru ini, Pemkab Boltim menegaskan bahwa praktik korupsi, sekecil apa pun, adalah racun yang merusak fondasi pemerintahan dan kepercayaan masyarakat.
Wakil Bupati Argo V. Sumaiku dan jajaran pejabat utama hadir dalam acara ini, yang juga diikuti seluruh ASN. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Oskar Manoppo menegaskan bahwa korupsi tidak hanya soal pelanggaran hukum, tapi juga soal kehancuran moral dan reputasi ASN.
“Korupsi bisa datang dalam banyak bentuk: suap, gratifikasi, hingga penyalahgunaan wewenang. Semua ini merugikan negara dan masyarakat, dan yang lebih fatal adalah hilangnya kepercayaan publik kepada pemerintah,” ujar Oskar dengan tegas.
Bupati Oskar juga membuka wawasan terkait bahaya benturan kepentingan, seperti memberikan proyek kepada keluarga atau menerima hadiah dari pihak berkepentingan. Menurutnya, tindakan yang terkesan kecil ini berpotensi besar merusak objektivitas dan integritas ASN.
Untuk menghadapi tantangan ini, Bupati menekankan empat komitmen yang harus dipegang setiap ASN:
1. Menolak dan melaporkan setiap bentuk gratifikasi atau hadiah.
2. Menghindari pengaruh pribadi dalam setiap pengambilan keputusan jabatan.
3. Menandatangani dan memegang teguh pakta integritas.
4. Berpegang teguh pada aturan dan kode etik ASN.
“Integritas adalah harga diri, dan kejujuran adalah warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan. ASN harus jadi contoh bagi masyarakat, memastikan semua keputusan bebas dari intervensi pribadi,” tegas Oskar menutup arahan.
Melalui langkah nyata ini, Pemkab Boltim bukan sekadar ingin tampil bersih, tetapi membangun fondasi pemerintahan yang kuat dan terpercaya—kunci utama agar pembangunan daerah dapat berjalan berkelanjutan.* (Mg-01)
