
IKNews, BOLSEL — Hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam (11/8/2025) membuat sejumlah kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) kembali terendam banjir pada Selasa pagi. Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur menjadi wilayah terdampak paling parah, dengan rumah warga terendam dan akses jalan lumpuh total.
Warga menilai banjir kali ini semakin parah akibat maraknya aktivitas tambang emas ilegal di wilayah hulu. Aktivitas tersebut dilakukan secara masif menggunakan alat berat, menggunduli hutan dan merusak daerah aliran sungai (DAS).
“Tambang ilegal ini jelas bikin banjir makin parah. Hutan habis, tanah longsor, lumpur turun ke sungai, akhirnya rumah kami yang jadi korban,” kata Gilang, warga Desa Dumagin B, Kecamatan Pinolosian Timur.
Masyarakat Kecamatan Pinolosian Tengah dan sekitarnya mendesak Polda Sulut bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara segera menertibkan tambang ilegal. Mereka menegaskan, langkah ini sejalan dengan misi Presiden RI untuk menghentikan kebocoran sumber daya alam (SDA) dan memberantas pertambangan ilegal.
“Ini sudah darurat. Polda Sulut jangan hanya diam. Sesuai Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, tambang ilegal itu tindak pidana. Harus ditutup dan pelakunya diproses hukum,” tegas salah satu tokoh masyarakat Pinolosian Tengah.
Selain meminta aparat penegak hukum bertindak, warga juga berharap PT J Resources Bolaang Mongondow (JRBM) dapat turun membantu penanganan banjir, terutama dalam menyediakan peralatan berat, logistik, dan dukungan teknis untuk membersihkan material lumpur.
Hingga berita ini diturunkan, banjir masih merendam sejumlah desa, sementara ratusan warga mengungsi di balai desa dan rumah kerabat. ***
Reporter: Gie