Menghadapi Musim Hujan, Ratusan Personel Gabungan Disiagakan di Purwakarta

oleh -303 Dilihat
Gambar: Ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Damkar, PMI, dan relawan mengikuti Apel Siaga Bencana di halaman Mapolres Purwakarta, Rabu (5 November 2025). Foto : bandi/ikn.

IKNews, PURWAKARTA– Menjelang datangnya musim penghujan, suasana halaman Mapolres Purwakarta tampak berbeda pada Rabu (5/11/2025) pagi. Ratusan personel dari berbagai instansi tampak berbaris rapi dalam apel siaga bencana yang dipimpin langsung oleh Kapolres Purwakarta, AKBP I Dewa Putu Gede Anom Danujaya.

Udara pagi yang lembap dan langit mendung seolah menegaskan pesan penting dari kegiatan itu: kesiapsiagaan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Purwakarta dikenal memiliki potensi bencana cukup tinggi, mulai dari banjir, tanah longsor, hingga angin puting beliung. Karena itu, apel kali ini menjadi momentum pengecekan kekuatan—baik personel maupun peralatan—dari berbagai unsur yang terlibat.

“Melalui apel ini, kami ingin memastikan seluruh instansi sudah dalam kondisi siap, baik secara koordinasi, sarana, maupun logistik. Tujuannya agar ketika bencana datang, kita tidak gagap menghadapi situasi,” ujar Kapolres Anom saat ditemui seusai apel.

Ia menegaskan, koordinasi lintas instansi menjadi kunci utama dalam penanggulangan bencana. Selain Polri dan TNI, apel juga melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Pemadam Kebakaran, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Palang Merah Indonesia (PMI), serta sejumlah unsur masyarakat dan relawan.

Menurut Anom, pengalaman beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa kesiapan di lapangan sering kali menjadi faktor pembeda antara bencana yang tertangani cepat dan yang menimbulkan kerugian besar.

“Kalau semua sudah tahu perannya, komunikasi lancar, dan peralatan siap, maka penanganan bencana bisa lebih cepat dan tepat. Kita tidak ingin ada korban karena kelalaian koordinasi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Purwakarta, Juddy Hardiana, yang juga hadir dalam apel, menilai kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab aparat. “Petugas Damkar memang harus siaga 24 jam, tapi masyarakat pun punya peran penting. Bencana tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalkan dampaknya kalau kita bersama-sama siap,” ujar Juddy.

Ia menambahkan, masyarakat perlu memahami pentingnya mitigasi—mulai dari menjaga lingkungan hingga tidak membuang sampah sembarangan yang bisa memicu banjir. “Bencana tidak datang tiba-tiba. Ada tanda-tanda yang bisa kita deteksi lebih awal kalau kita peduli,” imbuhnya.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.