Warga Pesisir Dijadikan Kurir Narkoba Malaysia

oleh -62 Dilihat
Gambar: Tiga tersangka kurir narkoba ditangkap bersama satu unit kapal bot saat membawa puluhan kilogram narkotika dari wilayah perbatasan laut Malaysia Sabtu, 20 September 2025. Foto : Humas Polres Asahan.

IKNews, ASAHAN – Kasus penangkapan tiga kurir narkoba oleh Polres Asahan pada Sabtu lalu membuka fakta menyedihkan: keterlibatan warga lokal dalam penyelundupan narkoba didorong oleh kondisi ekonomi yang sulit.

Ketiga pelaku yang ditangkap mengaku hanya menerima bayaran Rp1 juta per kilogram sabu untuk mengangkut barang dari wilayah perbatasan laut Malaysia ke Tanjung Balai. Bayaran yang tak sebanding dengan risiko hukum dan nyawa itu mengungkap bagaimana jaringan narkoba mengeksploitasi kemiskinan sebagai alat perekrutan.

Wilayah pesisir seperti Kuala Bagan dan Teluk Nibung selama ini dikenal memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, serta minimnya lapangan pekerjaan yang layak. Hal ini menjadikan warga—terutama anak muda—rentan direkrut sebagai kurir narkoba.

“Ini bukan hanya soal kejahatan, tapi juga soal keadilan sosial. Pemerintah daerah harus hadir, membangun ekonomi alternatif dan lapangan kerja nyata untuk memutus mata rantai ini,” kata Nurul Anwar, Direktur LSM Pemantau Sosial Pesisir.

Pola semacam ini tidak hanya terjadi di Tanjung Balai. Di banyak daerah pesisir Indonesia, warga menjadi korban sistemik dari perdagangan narkoba global—dimanfaatkan sebagai tameng sekaligus korban yang bisa dibuang kapan saja.

Kasus ini harus menjadi pengingat bahwa perang melawan narkoba tidak cukup hanya dengan penindakan. Solusi jangka panjang harus menyentuh akar masalah: ketimpangan sosial dan ekonomi.* (Mg-02)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.