Manado Bersiap Masuki Era Transportasi Modern: BTS Segera Meluncur, Targetkan Kurangi Polusi dan Kemacetan

oleh -96 Dilihat
Gambar: Para pemangku kepentingan berdiskusi dalam Konsultasi Publik Rencana Umum Jaringan Trayek dan Angkutan Massal Berbasis Jalan di Aula Gedung BKPSDM Kota Manado. Program BTS diharapkan menjadi solusi atas kemacetan dan polusi kota. (Foto : Tim Dishub Manado).

IKNews, MANADO – Kota Manado tengah bersiap untuk revolusi transportasi publik. Dalam forum konsultasi publik bertajuk Rencana Umum Jaringan Trayek dan Angkutan Massal Berbasis Jalan yang digelar Jumat (19/9) di Aula BKPSDM, berbagai pemangku kepentingan dari DPRD, Forkopimda, akademisi, hingga pelaku usaha transportasi, duduk bersama membahas masa depan mobilitas kota yang kian padat.

Di tengah laju pertumbuhan kendaraan pribadi yang tak terbendung, Pemerintah Kota Manado menyadari satu hal: sistem transportasi lama sudah tak lagi mampu menjawab kebutuhan zaman.

“Transportasi adalah tulang punggung ekonomi. Kalau lalu lintas macet, produktivitas mandek. Kota ini perlu solusi, bukan tambal sulam,” tegas Sekretaris Daerah Kota Manado, dr. Steaven Dandel, dalam sambutannya.

Solusi yang dimaksud adalah program Buy The Service (BTS) dari Kementerian Perhubungan, yang dipastikan akan segera hadir di Manado. Sistem ini memungkinkan operator bus mendapatkan pembayaran berbasis kilometer layanan, bukan jumlah penumpang—mendorong kualitas layanan ketimbang sekadar kuantitas.

Bukan angkutan kota versi baru, BTS hadir dengan standar tinggi. CCTV, tombol darurat terhubung langsung ke kepolisian, AC, serta sistem informasi digital menjadi fitur wajib. Lebih dari sekadar kenyamanan, aspek keamanan dan integritas sistem menjadi fokus utama.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Manado, Jefry Worang, menjelaskan bahwa Manado akan menjadi kota ke-12 yang menjalankan skema ini. “Kalau busnya tidak jalan, tidak dibayar. Jadi operator harus betul-betul disiplin. Ini bukan proyek mercusuar, tapi layanan publik yang berbasis kinerja,” ujarnya.

Manado akan belajar dari kota-kota lain seperti Makassar, Medan, dan Surabaya yang sudah lebih dulu menerapkan BTS. Makassar, misalnya, mencatat 4,85 juta penumpang dalam satu tahun dengan 81 armada. Di Medan, program ini bahkan menekan biaya transportasi warga hingga 70%.

Di luar efisiensi, BTS juga diharapkan menjawab ancaman kualitas udara yang semakin menurun. Sekda Dandel menyebutkan bahwa Manado tak bisa lagi menunda transisi ke transportasi massal berbasis emisi rendah.

“Kita tidak hanya bicara macet atau nyaman. Ini soal udara yang kita hirup setiap hari. Kalau tidak ada perubahan, kota ini bisa jadi tidak ramah hidup dalam 10 tahun ke depan,” katanya.
Diskusi publik ini juga mencatat berbagai masukan dari lapisan masyarakat, termasuk akademisi, pemerintah kecamatan, dan pelaku usaha transportasi. Harapannya, BTS tak hanya menjadi angkutan baru, tetapi simbol baru: Manado yang lebih bersih, teratur, dan manusiawi.* (Mg-01)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.